FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menepis tudingan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) pemindahan ibu kota negara kepada Prabowo Subianto sebagai bentuk "cuci tangan."

Ari menegaskan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari proses panjang dan berkelanjutan yang dimulai sejak kepemimpinan Jokowi dan akan diteruskan oleh presiden berikutnya.

"Tidak, ini bukan soal cuci tangan. Membangun ibu kota negara (IKN) itu butuh waktu lama, bukan satu atau dua tahun saja," ujar Ari di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (9/10).

Menurutnya, pembangunan IKN melibatkan banyak tahap dan ekosistem yang kompleks, sehingga membutuhkan perencanaan matang dan berkesinambungan.

"Pembangunan ini sudah sesuai dengan grand design yang dirancang Bappenas. Semua pihak menyadari bahwa prosesnya tidak instan, melainkan puluhan tahun," jelas Ari.

Ia juga menambahkan bahwa Keppres pemindahan ibu kota akan diterbitkan sesuai dengan target yang sudah ditentukan dalam tahapan pembangunan.

"Keputusan ini diambil setelah semua tahapan terpenuhi sesuai rencana. Jadi, ini bukan sesuatu yang mendadak," kata Ari.

Lebih lanjut, Ari menyatakan keyakinannya bahwa Prabowo Subianto, jika terpilih, akan melanjutkan program pembangunan IKN yang telah dirintis Jokowi.

"Pak Prabowo sudah berulang kali menegaskan akan melanjutkan pembangunan ini. Komitmen itu jelas," pungkas Ari. (bs-zak/fajar)