Sepandainya Gibran Sembunyikan Identitas Aslinya Fufufafa, Publik Tak Bisa Dibohongi
abadikini.com Jenis Media: News
Abadikini.com, JAKARTA – Pakar hukum tata negara Refly Harun kembali membuat pernyataan kontroversial.
Kali ini Refly Harun menyoroti dugaan Gibran Rakabuming Raka yang disebut-sebut mati-matian mencoba menghapus jejak digital akun kontroversial Fufufafa.
Menurut Refly Harun akun ini diduga kuat Gibran menggunakan nama samaran untuk menghina sejumlah tokoh, termasuk Prabowo Subianto.
Refly Harun menyebutkan bahwa Gibran diduga telah mengganti nama dan nomor terkait akun-akun digitalnya termasuk di platform pembayaran seperti Gopay dan OVO.
Menurut Refly Harun dalam beberapa percobaan transfer yang dilakukan oleh warganet nama Gibran di beberapa layanan digital berubah menjadi “Selamat”.
Dikutip dari youTube pribadinya Refly Harun menjelaskan “Kalau transfer lewat Gopay namanya keluar ‘Selamat’. Tapi kalau dari virtual account bank namanya tetap Gibran.”
Hal ini menurutnya menguatkan dugaan bahwa Gibran sedang berusaha menyembunyikan keterlibatannya dengan akun Fufufafa yang kontroversial.
Menurut Refly Harun warganet juga berhasil mengungkap email bisnis Gibran, Chili Pari yang diduga terkait dengan akun FufuFafa di Kaskus.
Akun ini menjadi sorotan karena berisi ujaran-ujaran menghina yang diduga dilakukan beberapa tahun lalu namun kembali mencuat seiring dengan pencalonan Gibran sebagai Wakil Presiden.
Refly Harun menilai upaya Gibran untuk menghapus jejak digitalnya ini sebagai tindakan yang tercela.
Terutama jika dilakukan oleh seseorang yang saat ini menduduki posisi penting di pemerintahan sebagai Wakil Presiden terpilih.
“Ini bukan soal masa lalu, ini soal karakter orang nomor dua di Indonesia. Upaya untuk menghapus akun, ganti nama, itu semua tindakan yang baru terjadi. Ini bukan hanya sekedar memecah belah, tapi menunjukkan bahwa ada sesuatu yang sedang disembunyikan,” tegas Refly Harun.
Tidak hanya soal dugaan akun Fufufafa, Refly Harun juga mempertanyakan kualitas Gibran sebagai calon Wakil Presiden.
Ia menilai Gibran dipaksakan untuk menduduki posisi tersebut hanya untuk menarik dukungan dari ayahnya Presiden Jokowi demi mengamankan koalisi dengan Prabowo Subianto.
“Bisa dibayangkan kalau nanti terjadi sesuatu pada Prabowo, lalu kita dipimpin oleh Gibran yang kualitasnya diragukan. Ini bukan soal rivalitas politik tapi soal masa depan bangsa,” lanjut Refly Harun.
“Saya kira desakan ini sangat beralasan. Jika benar terbukti tentu saja ini harus menjadi pertimbangan serius bagi para pihak yang berwenang,” tutup Refly Harun.
Sentimen: negatif (99.2%)