Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi, Pati, Penjaringan, Kuala Lumpur
Kasus: korupsi
Profil Brigjen Dedy Murti Haryadi, Jenderal Termuda Polri
Detik.com Jenis Media: News
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menaikkan pangkat 22 perwira menengah (pamen) dan perwira tinggi (pati) Polri menjadi brigjen hingga komjen. Salah satu yang dilantik adalah Dedy Murti Haryadi yang naik pangkat menjadi brigjen.
Korps raport Polri dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Sigit di gedung Rupattama Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 28 September 2024. Brigjen Dedy Murti adalah salah satu jenderal termuda, selain Brigjen Dwi Agus Priyanto yang sama-sama alumni Akpol 1999.
"Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara pelantikan dan serah terima jabatan pejabat utama Mabes Polri dan para kapolda, serta upacara laporan kenaikan pangkat ke dan dalam golongan pati Polri," kata Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Erdi Chaniago dalam keterangannya, Sabtu (28/9).
Pada upacara itu, Jenderal Sigit mengukuhkan Komjen Verdianto Bitticaca menjadi Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi (Astama). Sedangkan Komjen Wahyu Hadiningrat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Astamarena).
Selain itu, Jenderal Sigit juga melantik beberapa kapolda, di antaranya Kapolda Sumatera Selatan dan Kapolda Sulawesi Selatan.
Sejumlah direktur tindak pidana siber (Dittipidsiber) di 8 polda juga turut dilantik Kapolri. Ada juga Brigjen Desy Andriani yang dilantik sebagai Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA) dan Pidana Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri.
Profil Brigjen Dedy Murti
Brigjen Dedy Murti Haryadi adalah pati Polri lulusan Akpol 1999. Dedy Murti mendapatkan promosi jabatan menjadi Penyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II Bareskrim Polri.
Dedy Murti sebelumnya dipercaya sebagai Korspripim Kapolri. Pati Polri kelahiran 15 Desember 1977 itu pernah menduduki sejumlah jabatan strategis, di antaranya sebagai Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.
Saat menjabat sebagai Kasubdit I/Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Dedy Murti pernah mengungkap sejumlah kasus besar yang menjadi perhatian publik. Salah satunya adalah kasus kopi sianida Mirna Salihin.
Kasus lainnya yang pernah diungkap oleh Dedy Murti dan timnya adalah pengeroyokan pegiat media sosial Ninoy Karundeng pada 30 September 2019 silam. Di tahun 2020, Dedy Murti juga ikut turun langsung menyelidiki kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan yang saat itu menjabat sebagai penyidik senior di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pria kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur ini juga pernah dilibatkan dalam Satgas Anti Mafia Bola di tahun 2019.
Dedy Murti memiliki pengalaman di bidang reserse. Jabatan strategis lainnya yang pernah diemban oleh Dedy Murti adalah sebagai Kanit Reskrim Polsek Penjaringan dan Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota pada 2011.
Kariernya semakin moncer setelah menjalani pendidikan Sespimen Polri pada 2020. Dia kemudian diangkat sebagai Korspripim Polri pada 2020.
Penghargaan Bhayangkara Nararya
Loyalitasnya kepada Polri membuatnya menorehkan sejumlah prestasi dan penghargaan. Pada 1 Juli 2024, Dedy Murti mendapatkan tanda kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dedy Murti juga pernah mendapatkan penghargaan dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM) bersama 63 anggota Polri lainnya atas keberhasilan dalam menyelamatkan WN Malaysia Ling Ling (44) korban penculikan yang disekap di Batam, Kepulauan Riau. Penghargaan disampaikan langsung oleh Kepala Polisi Negara PDRM Inspector-General Tan Sri Dato Sri Khalid, di Hotel J.W Marriot, Putrajaya, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (25/3/2017).
Kapolri saat itu, Jenderal Tito Karnavian mengatakan Polri siap membantu dan meningkatkan kerja sama dengan PDRM. Di samping itu, kedekatan Polri dengan PDRM juga dapat mempermudah kerja sama police to police kedua negara yang bertetangga tersebut.
"Di hari ulang tahun ke-210 Polisi Malaysia, PDRM ini salah satu polisi terpenting bagi Indonesia karena kami punya hubungan dekat selain sebagai tetangga tapi juga hubungan kami yang paling baik itu dengan Malaysia. (Hubungan kedekatan) Ini yang bisa menembus barier diplomasi, prosedur administrasi dan sebagainya," jelas Tito saat itu.
(mei/fjp)Sentimen: positif (88.6%)