Sentimen
Positif (100%)
29 Sep 2024 : 21.26
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Kapuk, Senayan

Pramono Heran Komentar 'Magrib Mengaji' Dipelintir: Seakan Saya Anti-Islam

30 Sep 2024 : 04.26 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Pramono Heran Komentar 'Magrib Mengaji' Dipelintir: Seakan Saya Anti-Islam
Jakarta -

Cagub Jakarta, Pramono Anung, berbicara soal pemimpin mesti adil dengan semua agama yang ada. Kendati demikian, Pramono heran pernyataan tersebut justru dianggap oleh sebagian orang sebagai anti-Islam.

Pramono mulanya menegaskan dirinya tak ingin bermain dengan politik agama yang dikhawatirkan bisa memecah belah. Hal ini menindaklanjuti pernyataannya soal program 'Magrib Mengaji' yang diusulkan cagub Jakarta lainnya, yakni Ridwan Kamil (RK).

"Saya ingin menyampaikan satu hal boleh? Jadi seperti yang saya sampaikan. Saya tidak mau bermain-main dengan politik agama. Karena itu sangat memecah. Dan sekarang diedarkan seakan-akan saya ini anti-Islam. Itu sudah sangat keterlaluan," kata Pramono di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2024).

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pramono menegaskan maksud pernyataannya soal program itu, yakni pemimpin harus adil bagi agama apapun. Ia menyebut program 'Magrib Mengaji' sudah pernah diinisiasi oleh gubernur Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan.

"Yang saya sampaikan bahwa sebagai pemimpin itu harus adil bagi siapapun, bagi agama apapun. Termasuk program mengaji setelah maghrib ini kan bukan program baru. Itu programnya Mas Anies," ujar Pramono.

Ia mengatakan program itu akan dilanjutkan oleh pihaknya dengan nama 'Happy Mengaji'. Anak-anak nantinya diberi keleluasaan untuk bisa mengaji saat subuh, zuhur atau isya.

"Dan itu akan kami lanjutkan. Bahkan kami akan membuat yang disebut dengan 'Happy Mengaji'. Dan saya pribadi kalau mau ditantang untuk lomba ngaji di antara calon-calon gubernur, wakil gubernur, saya siap untuk melakukan," ujar Pramono.

"Ya intinya begini. Anak-anak habis subuh, habis isya, habis zuhur. Kemudian mau mengaji dan kemudian di-set merupakan bagian dari proses pendidikan yang ada. Itu sangat baik sekali," tambahnya.

Pramno menegaskan maksudnya seorang pemimpin harus adil dengan semua agama, tetapi pernyataan itu dinilai dipelintir. Ia lantas menyinggung kemampuannya di bidang agama.

"Jadi saya termasuk yang kemudian mengatakan bahwa yang namanya pemimpin itu harus adil bagi semua agama. Eh ternyata di pelintir-pelintir seakan-akan saya nggak setuju dengan apa agama Islam," tutur Pramono.

"Udah, saya ini kalau lulusan agama mohon maaf bukan takabur, mau dibandingkan dengan siapa saja, saya berani. Termasuk lomba mengaji bagi calon gubernur, saya siap maju," imbuhnya.

Pernyataan Pramono soal 'Maghrib Mengaji' RK

Saat bertemu dengan warga di Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Pramono seperti merespons gagasan RK soal program 'Maghrib Mengaji'. Pramono menegaskan bahwa agama dan etnis tak boleh digunakan dalam politik.

"Pertama, bagi partai kami, bagi saya pribadi, urusan diskriminalitas, kami akan menciptakan rasa aman bagi bapak-bapak ibu-ibu sekalian. Paling penting juga yang nggak boleh agama digunakan di dalam politik," kata Pramono di hadapan warga si kawasan PIK, Jakarta Utara, Sabtu (28/9).

"Makanya saya menyampaikan secara terbuka dalam politik, dalam Pilgub ini kami sama sekali tidak akan membawa agama, etnisitas," sambungnya.

Mantan Seskab ini pun menyinggung salah satu paslon yang mempunyai program soal adanya wajib mengaji bagi anak sekolah. Pramono mengatakan bahwa Pilgub bukan bersifat keagamaan melainkan membangun Jakarta.

"Sama sekali tidak bahwa ada yang mengusulkan untuk sampai magrib di SMA-nya kemudian mengaji. Ya silakan lah mereka saja, kami tidak. Karena bagi kami yang namanya Pilgub ini bukan hal yang bersifat keagamaan, tetapi inilah bagaimana membangun Jakarta menjadi lebih baik," ujarnya.

(dwr/rfs)

Sentimen: positif (100%)