Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: zona merah, Zona Hijau
Tokoh Terkait
Badai Fufufafa Belum Berlalu, IHSG Cuma Naik 0,08 Persen
Rmol.id Jenis Media: Nasional
Namun kabar panas dari perpolitikan nasional tersebut terlihat belum berimbas pada sesi perdagangan saham hari kedua pekan ini di Jakarta, Selasa 24 September 2024. Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung anteng dengan konsisten menapak di rentang terbatas. Setelah mengawali sesi pagi dengan turun tipis, secara perlahan dan meyakinkan IHSG beralih positif. IHSG kemudian menutup sesi dengan naik moderat 0,08 persen di 7.781,74.
Gerak terbatas IHSG terlihat seiring dengan kecenderungan yang sedang berlangsung di Bursa global dan regional. Serangkaian laporan sebelumnya menyebutkan, sesi perdagangan di Wall Street yang mampu menutup hijau dalam mengawali pekan ini. Di tengah sentimen rilis data indeks PMI flash Amerika Serikat yang sedang sedang saja, pelaku pasar di Wall Street terlihat masih berupaya bertahan optimis sembari menantikan sentimen berlanjutnya penurunan suku bunga oleh The Fed beberapa bulan ke depan.
Indeks Wall Street bahkan tercatat mampu membukukan rekor tertinggi barunya di tengah kenaikan moderat. Sentimen dari positif nya Wall Street kemudian membuat investor di Asia tidak menemukan alasan untuk melakukan tekanan jual massif. Akibatnya gerak Indeks di Asia turut terjebak di rentang terbatas.
Hingga sesi perdagangan siang berlangsung, indeks Nikkei (Jepang) terpantau masih bertahan dengan melonjak signifikan 0,88 persen di 38.056,13, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) naik tipis 0,16 persen di 2.606,13, dan indeks ASX200 (Australia) turun moderat 0,3 persen di 8.128,7.
Laporan lebih jauh menyebutkan, gerak naik Indeks Nikkei pagi tadi yang juga dilatari oleh rilis data indeks PMI flash Jepang yang masih memperlihatkan situasi cerah. Indeks PMI flash manufaktur memang dilaporkan sebesar 49,6 untuk bulan September ini atau mengalami kontraksi. Namun Indeks PMI composite flash dilaporkan mencapai 52,5 atau mengalami pertumbuhan. Hal Ini terjadi akibat Indeks PMI flash sektor jasa yang tumbuh meyakinkan.
Sentimen akhirnya bertahan optimis untuk kembali mengangkat indeks Nikkei. Sementara laporan dari Australia menyebutkan, pihak.bank Sentral negeri Kanguru itu yang mempertahankan suku bunga di kisaran 4,35 persen dalam kebijakan terkininya. Keputusan tersebut sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar namun tak terlalu mendapatkan sambutan di bursa saham.
Dengan latar serangkaian sentimen regional tersebut, IHSG di Jakarta akhirnya sulit untuk melakukan gerak tajam di sepanjang sesi pagi ini. Pantauan dari jalannya sesi perdagangan di Jakarta kali ini juga memperlihatkan tekanan jual yang mendera saham BREN yang mulai berakhir. Saham milik juragan tajir Prajogo Pangestu itu yang sempat melanjutkan kemerosotan curam di awal sesi pagi, namun kemudian mampu berbalik positif.
Pantauan RMOL menunjukkan harga saham BREN yang sempat mencetak harga terendah di Rp5.675 atau merosot lebih dari 5,5 persen. BREN tercatat diperdagangkan di harga terendah nya itu hingga sebanyak lebih dari 1 juta lot. Namun secara mengejutkan, BREN mampu berbalik positif untuk kemudian menutup sesi pagi dengan naik 2,47 persen di Rp 7.250.
Pembalikan gerak harga BREN ini kemudian berpadu dengan kinerja positif saham milik Prajogo Pangestu lainnya (seperti: TPIA, BRPT dan PTRO) yang mampu konsisten menguat, hingga kemudian berkontribusi pada hijaunya IHSG.
Rupiah Berbalik Positif
Situasi sedikit berbeda terlihat di pasar uang, dengan nilai tukar Rupiah mampu berbalik di zona positif setelah pada sesi perdagangan kemarin konsisten menginjak zona merah. Pantauan menunjukkan, gerak Rupiah yang mengawali sesi dengan melemah sangat tipis dan dengan segera mampu beralih menguat untuk kemudian konsisten menapak zona hijau.
Hingga sesi perdagangan siang ini berlangsung, Rupiah masih bergulat di kisaran Rp15.169 per Dolar AS setelah menguat moderat 0,16 persen. Gerak menguat Rupiah di rentang terbatas kali ini tak lepas dari sentimen global yang mengiringi. Pantauan terkini memperlihatkan, nilai tukar mata uang Euro yang masih tertahan untuk kini berada di kisaran 1,1100-an, sementara Poundsterling telah mulai jauh menembus ke atas level psikologisnya di 1,3300-an.
Gerak mata uang utama dunia yang masih terkesan mandek tersebut kemudian menjadikan sulit bagi Rupiah untuk membukukan penguatan tajam usai terperosok merah di sesi kemarin. Namun tinjauan teknikal terkini masih menunjukkan prospek cerah bagi Rupiah untuk segera mengkandaskan Dolar AS di level psikologis pentingnya di kisaran Rp15.000.
Tren penguatan pada Rupiah terlihat masih sangat solid, dan oleh karenanya Rupiah kini bahkan diyakini mampu menjungkalkan Dolar AS hingga di bawah Rp15.000 dalam waktu dekat. Sentimen dari rilis data kinerja perekonomian domestik pekan depan diyakini akan menjadi penghantar bagi Rupiah untuk menguat lebih lanjut.Terkhusus pada sesi perdagangan sore nanti, Rupiah diperkirakan mendapatkan sentimen baru dari pasar global, di mana Jerman akan merilis data iklim bisnis, ifo business climate pada jam 15.00 waktu Indonesia Barat. Bila rilis data tersebut berhasil mendapatkan respon positif hingga mengangkat nilai tukar Euro lebih tinggi, Rupiah diyakini akan mampu membukukan penguatan lebih tajam.
Sentimen: positif (100%)