Sentimen
Negatif (99%)
21 Sep 2024 : 19.41
Informasi Tambahan

Hewan: Monyet

Kab/Kota: Sidoarjo, Purwodadi, Yogyakarta, Gunungkidul

Restorasi Ekosistem Monyet Ekor Panjang di Gunungkidul Dirasa Kurang Efektif, Aktivis Lingkungan Tawarkan Solusi

22 Sep 2024 : 02.41 Views 2

Ayobogor.com Ayobogor.com Jenis Media: Regional

Restorasi Ekosistem Monyet Ekor Panjang di Gunungkidul Dirasa Kurang Efektif, Aktivis Lingkungan Tawarkan Solusi

AYOBOGOR.COM - Saat ini sedang terjadi anomali lingkungan tentang melonjaknya ekosistem monyet ekor panjang (MEP) di kawasan Gunungkidul.

Anomali lingkungan ini terjadi akibat habitat monyet ekor panjang terganggu dengan adanya aktivitas manusia yang memangkas kawasan hutan serta melakukan pembangunan.

Alhasil sumber pangan MEP jadi terbatas dan mereka lalu merusak lahan pertanian warga di Kalurahan Purwodadi, Kapanewon Tepus, dan Gunungkidul sering mengalami kerusakan.

Baca Juga: Update Pencairan Bansos Hari Ini: PKH BPNT Sudah Final Closing, Dana Rp400 Ribu Masuk KKS Merah Putih

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul berupaya melakukan restorasi ekosistem MEP dengan cara melakukan penanaman tanaman pangan monyet seperti jambu.

Harapannya, tanaman buah tersebut bisa menjadi sumber pakan mereka kelak. Namun itu adalah upaya jangka panjang.

Nah, untuk upaya jangka pendek, DLH memilih untuk memberi pangan langsung kepada kawanan monyet ekor panjang dalam kurun waktu 10 bulan.

Pemberian pakan untuk sementara dilakukan di empat kawasan percontohan yakni Purwodadi, Tepus, Sidoarjo, dan Giripanggung.

Baca Juga: Langkah Founder American Idol: Indonesia Menuju Pusat 'Global Performer' Asia Tenggara

Intensitas pemberian pakan dilakukan selama empat kali dalam sepekan. Adapun pakan yang disuplai adalah pisang dan ketela.

Upaya jangka pendek ini diharapkan bisa menangkal sementara gangguan MEP terhadap lahan pertanian masyarakat Gunungkidul.

Akan tetapi, dari hasil diskusi dalam kegiatan lokakarya jurnalis tentang Dinamika Ruang Hidup di Kawasan Karst: Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta yang dilangsungkan di Kampoeng Media pada 20-22 September 2024, diketahui bahwa upaya DLH dalam melakukan restorasi lingkungan masih belum efektif.

Banyak warga mengeluh lahan pertanian yang berada di sekitar kawasan suaka margasatwa Paliyan dirusak oleh monyet ekor panjang.

Baca Juga: Lagi, Peretasan Data Pribadi Kembali Terjadi, Kali Ini Ada Nama Joko Widodo hingga Sri Mulyani yang Bocor

Melihat fenomena ini, Eddy Guanno selaku aktivis lingkungan di Gunungkidul memberikan saran untuk mengatasinya.

"Sebenarnya kalau berbicara soal monyet ekor panjang tidak bisa hanya di kawasan marga satwa saja. Untuk saat ini dibutuhkan data jumlah populasi MEP untuk melakukan mitigasi apakah populasi kera ekor panjang sudah ditahap berbahaya atau belum," ujar mas Eddy Guanno.

Jadi, untuk saat ini yang sangat diperlukan adalah data jumlah populasi monyet ekor panjang. Akan tetapi, untuk mendapatkan data itu tentunya diperlukan koordinasi dengan pemerintah terkait baik itu BLH atau Balai Konservasi sumber daya alam (BKSDA).

Setelah data itu didapatkan, barulah bisa dilakukan upaya selanjutnya. Apabila memang jumlah populasinya sudah ditahap berbahaya atau bisa dibilang sebagai hama, maka bisa dilakukan relokasi.

Sentimen: negatif (99.8%)