Jokowi Sebut Izinkan Ekspor Sedimen Bukan Pasir Laut, Susi Pudjiastuti: Apapun Disebutnya Sangat Penting
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Presiden Jokowi mengizinkan ekspor pasir laut setelah 20 tahun dilarang. Belakangan, ia membantah membuka keran ekspor pasir laut, tapi hanya sedimen.
Hal tersebut dikritik Susi Pudjiastuti. Menurutnya, apapun namanya sangat penting.
“Pasir, sedimen apapun disebutnya sangat penting untuk keberadaan kita,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Kamis (19/9/2024).
Menuruutnya, jika pasir atau sedimen itu ingin diberdayakan, maka kenapa tidak untuk memakainya pada wilayah yang sudah ingin tenggelam. Misalnya di sekitar Pantura Jawa.
“Bila kita mau ambil pasir/ sedimen pakelah untk meninggikan wilayah Pantura Jawa dan lain-lain yang sudah parah kena abrasi dan sebagian sudah tenggelam,” ujarnya.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu mengatakan, mestinya pasir atau sedimen itu tidak diekspor.
“Kembalikan tanah daratan sawah-sawah rakyat kita di Pantura. Bukan diekspor! Andai dan semoga yang mulia yang mewakili rakyat Indonesia memahami. Terimakasih,” imbuhnya.
Jokowi sendiri sebelumnyatelah membantah mengizinkan ekspor pasir laut. Tapi hanya sedimen yang mengganggu jalur kapal.
"Sekali lagi, itu bukan pasir laut ya, yang dibuka, adalah sedimen. Sedimen yang mengganggu alur jalannya kapal," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan usai meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center di
Menara Danareksa, Jakarta, Selasa.
Dalam pernyataannya, Jokowi mengatakan bahwa sedimentasi air laut berbeda dengan pasir laut, meskipun wujud dari sedimentasi itu juga berbentuk pasir.
Ia pun kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak membuka ekspor pasir laut
"Sekali lagi, bukan (pasir laut), nanti kalau diterjemahkan pasir beda loh ya, sedimen itu beda, meskipun wujudnya juga pasir. Tapi (yang diekspor) sedimen. Coba dibaca di situ, sedimen," kata Jokowi.
(Arya/Fajar)
Sentimen: positif (65.3%)