Sentimen
Positif (99%)
18 Sep 2024 : 20.26

Pidato di Rusia, Megawati Ungkap Kekhawatirannya soal Penyalahgunaan AI untuk Kekuasaan

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

18 Sep 2024 : 20.26
Pidato di Rusia, Megawati Ungkap Kekhawatirannya soal Penyalahgunaan AI untuk Kekuasaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk kekuasaan.

Saat berpidato di pertemuan rektor se-Rusia di St.Petersburg University, Rabu (18/9/2024), Megawati mengingatkan bahwa AI bisa menjadi mesin pembunuh manusia, bahkan alat pelanggeng kediktatoran.

“Sekiranya perkembangan AI dilepaskan dari kemanusiaan, maka bisa terjadi suatu dictatorship baru yang mengatasnamakan big data dan kecerdasan buatan,” ujar Megawati dalam keterangan resminya, Rabu.

Baca juga: Istana Bela Kaesang soal Jet Pribadi, Singgung Megawati dan Mahfud MD

Megawati lantas mengingatkan semua pihak untuk mendengarkan pesan kemanusiaan Paus Fransiskus soal perkembangan teknologi, termasuk AI.

Dalam pesannya, kata Megawati, Paus mengatakan bahwa hal-hal yang menyangkut nasib dan hajat hidup manusia tidak boleh digantikan teknologi dan mesin.

“Dalam pandangan Paus Fransiskus, keputusan yang menyangkut nasib kehidupan umat manusia tidak boleh digantikan dengan mesin yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan itu. Saya sangat sependapat dengan pernyataan tersebut,” ujar Megawati dalam keterangannya, Rabu.

Megawati pun menegaskan bahwa dirinya tidak anti-perkembangan teknologi, termasuk dengan semakin meningkatnya kemampuannya AI.

Namun, Megawati menekankan bahwa perkembangan AI saat ini harus tetap bisa dikendalikan oleh manusia.

Selain itu, rasa kemanusiaan juga harus tetap berada di atas perkembangan teknologi.

Baca juga: Bertemu Megawati, Gubernur St. Petersburg Usulkan Kerja Sama Penerbangan Langsung Bali

Sebab, kata Megawati, manusia memiliki kebijaksanaan serta kemampuan dalam memadukan pikiran dan perasaan untuk mengambil setiap keputusan. Hal ini tidak dapat digantikan oleh mesin.

“Intinya, pemikiran apakah AI punya lebih banyak keuntungan bagi manusia, atau sebaliknya. Menurut saya harus ada batas AI, dimana intelligence itu harus tetap dikuasai oleh manusia,” tutur Megawati.


Atas dasar itu, seruan agar AI dikembangkan untuk mendukung keadilan dan kesetaraan harus benar-benar digalakkan.

Dengan begitu, Megawati berharap pemikiran untuk menjadikan AI sebagai alat dan senjata pemusnah massal bisa dicegah.

“Bukan jadi bagian alat pembunuh bagi kemanusiaan itu sendiri. Sementara teknologi yang hanya memicu lahirnya senjata pemusnah massal ataupun disrupsi bagi kemanusiaan harus dicegah penggunaannya,” ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (99.2%)