Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Cimahi, Cianjur
Ketersediaan Beras di Cimahi, Pedagang di Pasar Atas Pastikan Aman
JabarEkspress.com Jenis Media: News
JABAR EKSPRES – Ketersediaan beras di Kota Cimahi dipastikan aman dan melimpah untuk bulan September ini. Hal ini diungkapkan oleh Agus Hambali, seorang pedagang beras di Pasar Atas Cimahi, yang menyatakan bahwa stok beras untuk bulan ini dalam kondisi yang sangat baik.
“Kalau beras untuk bulan ini aman, baik beras daerah atau lokal, juga beras Bulog SPHP. Stok banyak, beras SPHP juga bila kita perlu kapan pun pasti dilayani. Jadi untuk bulan ini aman dan harga stabil,” ujar Agus saat ditemui Jabar Ekspress di pasar, Kamis (19/9/24).
Agus menjelaskan, harga beras medium lokal saat ini berada di angka Rp13.000 per kilogram, beras premium Rp15.000, dan beras SPHP Rp12.500 per kilogram, dengan harga per sak sekitar Rp62.500.
“Pasokan lancar, banyak saat ini stoknya. Saya banyak mendapat pasokan dari sentra beras di Subang, Cianjur, Majalengka, serta Bandung, seperti Soreang atau Ciparay,” katanya.
BACA JUGA: BMKG: Hingga Pagi Tadi, 27 Kali Gempa Susulan Terjadi di Kabupaten Bandung
Meskipun harga beras masih stabil, Agus mengingatkan faktor cuaca dapat mempengaruhi ketersediaan beras. Ia mengungkapkan kekhawatirannya berdasarkan pengalaman tahun lalu ketika harga beras premium sempat melonjak hingga Rp18.000 dan beras medium Rp16.000 pada akhir tahun.
“Mudah-mudahan tahun ini tidak seperti tahun kemarin. Biasanya harga akan naik menjelang bulan Desember, tetapi diharapkan kenaikan tidak signifikan,” ungkap Agus.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagkoperin Kota Cimahi, Indra Bagjana, menambahkan bahwa kondisi ketersediaan beras di Cimahi saat ini stabil.
“Kita harus mewaspadai fenomena di akhir tahun. Untuk kondisi hari ini, semua komoditas dalam kondisi aman,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Cimahi masih sangat bergantung pada Pasar Induk Caringin untuk pemenuhan kebutuhan mayoritas komoditas.
“Cimahi hingga saat ini masih sangat bergantung pada Pasar Induk Caringin untuk mayoritas komoditas,” jelas Indra.
Keterbatasan pasokan lokal membuat kota ini harus mengandalkan pasar induk untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Namun, menurutnya, sudah ada perkembangan dalam hal kerja sama antar daerah yang mulai diterapkan.
Sentimen: positif (76.2%)