Sentimen
Negatif (88%)
10 Sep 2024 : 13.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Guntur, Senayan

Soekarno Sempat Dituduh Khianati Bangsa, Keluarga Besar Tuntut Namanya Direhabilitasi

10 Sep 2024 : 20.45 Views 2

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Soekarno Sempat Dituduh Khianati Bangsa, Keluarga Besar Tuntut Namanya Direhabilitasi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Putra putri Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno hadir dalam silaturahmi Kebangsaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).

Hadir dalam kesempatan itu seperti Megawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, dan Sukmawati Soekarnoputri.

Dalam kesempatan itu, keluarga besar Bung Karno menyatakan tidak akan menuntut secara hukum atas sikap negara yang menuduh Presiden pertama RI itu mengkhianati bangsa.

"Kami sekeluarga telah bersepakat tidak akan mempersoalkan, apalagi menuntut ketidakadilan di muka hukum terhadap apa yang pernah dialami Bung Karno tersebut pada saat ini," kata Guntur, dilansir jpnn, Senin.

MPR dalam Silaturahmi Kebangsaan juga menyerahkan surat yang menganulir TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara. Satu di antara ketentuan dalam TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 ialah soal tuduhan terhadap Bung Karno membuat kebijakan yang mengkhianati negara.

Menurut Guntur, keluarga besar dan rakyat Indonesia yang mencintai Bung Karno menginginkan nama Putra Sang Fajar bisa direhabilitasi atas kuduhan sebagai seorang pengkhianat bangsa.

"Lebih penting dari itu semua adalah bagi kepentingan pembangunan mental dan karakter bangsa khususnya bagi generasi penerus bangsa ini," ujar Mas To, sapaan Guntur Soekarnoputra.

Guntur mengatakan Bung Karno di dalam menerima pengangkatan MPRS sebagai presiden seumur hidup sudah menjelaskan secara tegas pada sidang yang berikutnya, keputusan itu harus ditinjau kembali.

"Jadi, yang tidak dapat kami terima itu alasan pemberhentian Presiden Soekarno karena dituduh melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara dengan memberikan dukungan terhadap pengkhianatan dan pemberontakan G30SPKI pada 1965 yang lalu," ujar Guntur. (fajar)

Sentimen: negatif (88.7%)