Sentimen
Negatif (95%)
3 Sep 2024 : 07.17

BRIN: Persiapan Hadapi Gempa Megathrust Jadi "PR" Negara

3 Sep 2024 : 14.17 Views 3

Koran-Jakarta.com Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional

BRIN: Persiapan Hadapi Gempa Megathrust Jadi "PR" Negara

BRIN menilai persiapan menghadapi gempa megathrust harus menjadi pekerjaan rumah seluruh elemen Negara untuk meminimalisasi korban terdampak.

JAKARTA - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa menyebutkan bahwa persiapan dalam menghadapi gempa megathrust menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi seluruh elemen negara, baik pemerintah maupun masyarakat agar dapat meminimalisasi korban terdampak.

"Secara jujur kayaknya kita masih punya banyak PR untuk meningkatkan kesiapan kita (dalam menghadapi gempa megathrust)," katanya dalam gelar wicara yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (2/9).

Rahma mengatakan kepanikan menjadi salah satu penyebab tingginya korban jiwa dalam sebuah bencana alam.

Dalam konteks gempa bumi, jelas dia, kepanikan umumnya disebabkan oleh tingginya kemungkinan bangunan runtuh, yang menyebabkan warga panik dan berlarian tak beraturan.

Berkaca pada Jepang, kata Rahma, bangunan yang dibangun telah memiliki standar khusus, sehingga hal tersebut dapat menjamin bahwa bangunan tersebut tahan terhadap gempa bumi.

Baca Juga :

BRIN Soroti Kebutuhan Air di Jakarta Tak Sebanding dengan Ketersediaannya

"Nah kita di Indonesia mungkin enggak merasa yakin dengan bangunan ataupun rumah yang kita tempati, sehingga mungkin satu kita punya insecurity terhadap bangunan, yang kedua kita juga panik," ujarnya.

Di samping itu, Rahma menilai masyarakat Indonesia juga memiliki bayangan traumatis terhadap gempa yang pernah terjadi di Aceh pada 2004 silam, di mana gempa tersebut juga diiringi dengan gelombang tsunami, yang mengharuskan setiap orang untuk berlarian keluar rumah.

Upaya mitigasi bencana, ungkap dia, bisa diawali dengan upaya berbasis sains, teknologi, dan inovasi, seperti pembuatan rumah tahan gempa dan modernisasi sistem peringatan dini, sembari terus melakukan sosialisasi jalur evakuasi saat bencana alam terjadi kepada seluruh lapisan masyarakat.

"Insya Allah itu bisa mengurangi kepanikan, dan juga kita akan merasa lebih siap dalam menghadapi gempa megathrust ini," ungkap Nuraini Rahma Hanifa.

Sumatera hingga Papua

Nuraini Rahma Hanifa memaparkan berbagai potensi maksimal gempa yang bisa terjadi di 15 segmen megathrust yang ada di Indonesia.

"Ada 15 segmen megathrust yang membentang dari sepanjang pesisir barat Sumatera Selatan, Jawa, sampai selatan Bali, NTT, NTB, di Utara Sulawesi, dan Utara Papua. Memang kalau secara potensinya itu bisa magnitudo-nya sampai 9 ya," kata Rahma.

Baca Juga :

BRIN Dukung Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Buatan di Asean

Rahma memaparkan berbagai potensi tersebut terdapat di segmen Aceh-Andaman dengan potensi 9,2 Magnitudo maksimum (Mmax), Nias-Simeulue 8,9 Mmax, Kepulauan Batu 8,2 Mmax, Mentawai-Siberut 8,7 Mmax, Mentawai-Pagai 8,9 Mmax, Enggano 8,8 Mmax, serta Selat Sunda-Banten 8,8 Mmax.

Kemudian, Jawa Barat 8,8 Mmax, Jawa Tengah-Timur 8,9 Mmax, Bali 9,0 Mmax, Nusa Tenggara Barat (NTB) 8,9 Mmax, Nusa Tenggara Timur 8,7 Mmax, Sulawesi Utara 8,5 Mmax, Filipina-Maluku 8,2 Mmax, Laut Banda Utara 7,9 Mmax, serta Laut Banda Selatan 7,4 Mmax.

Menurut Rahma, gempa megathrust memiliki ciri khusus yang siklusnya berulang. "Dari 15 segmen megathrust ini, kita punya sejarah 20 tahun yang lalu persis tahun 2004, kita mengalami gempa megathrust di Aceh," ujarnya. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono

Penulis : Muhamad Ma'rup

Sentimen: negatif (95.5%)