Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cideng
Tokoh Terkait
Rano Karno Mau Gedung Sekolah di Jakarta Dibangun Sampai 5 Lantai
Detik.com Jenis Media: News
Jakarta -
Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta (cawagub) Rano Karno menyoroti permasalahan infrastruktur sekolah di Jakarta saat ini. Dia mengaku ingin setiap gedung sekolah ditambah lantainya agar dapat menampung siswa.
Mulanya, Rano mengatakan infrastruktur sekolah apalagi sekolah negeri di Jakarta masih kurang. Sementara, kata Rano, jumlah siswa yang lulus dari sekolah sebelumnya semakin bertambah.
"Tapi sebetulnya dasar utama adalah karena memang infrastruktur sekolah yang kurang. Misalnya gini, dari SD ke SMP jumlah lulusan 10 ribu orang misalnya. SMP bisa menampung cuman 4 ribu. Nah sisa ini mau kemana? Dilarikan ke swasta. Orang berebut, nggak mau swasta," kata Rano Karno usai berziarah me makam orang tua di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2024).
"Kenapa nggak mau? Maaf, pasti kalau negeri kan jauh lebih murah. Nah itu udah dibikin sistem," imbuhnya.
Rano mengatakan jumlah sekolah negeri di Jakarta masih kurang. Sementara katanya siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan bangku di sekolah negeri.
"Dasar utama kenapa? Oh ternyata jumlah sekolahnya kurang. Jumlah gedung kurang. Artinya harus diperbanyak. Oke kita mau perbanyak, apa masalahnya? Adakah lahan? Apakah di sekitar itu ada? Kalau nggak ada berarti harus pindah jauh lagi," ucap Rano Karno.
Rano mengusulkan solusi peningkatan lantai di gedung sekolah. Rano juga menyinggung kebijakan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Diketahui, Ahok sempat mengizinkan pembangunan di atas sungai dengan mempertimbangkan dampaknya. Ahok mencontohkan Rumah Sakit Tarakan di atas Kali Cideng lantaran kekurangan lahan.
"Mungkin bisa naik. Lantainya naik. Lho iya lah. Dulu cuma tiga, sekarang bisa empat atau bisa lima. Kayak kemarin maaf, kebetulan sekali saya di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Ternyata itu kenapa dibilang sky itu dibangun di atas sungai Cideng. Bawahnya bukan tanah loh, kali. Itu zaman Pak Ahok," imbuhnya.
(dwr/whn)
Sentimen: negatif (76.2%)