Sentimen
Positif (100%)
26 Agu 2024 : 08.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan

Partai Terkait

Biasanya Begitu Mau Pergi, Ditinggal Ramai-ramai...

26 Agu 2024 : 15.27 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Biasanya Begitu Mau Pergi, Ditinggal Ramai-ramai...

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo sempat menyinggung soal dinamika politik yang bisa terjadi saat jabatan seseorang hendak berakhir.

Biasanya, kata dia, ketika jabatan seseorang akan berakhir, banyak pihak meninggalkan.

Hal ini dikatakannya saat menghadiri Kongres III Partai Nasdem di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2024) malam.

"Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin itu tidak dengan Bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, dan tidak juga dengan Nasdem," kata Jokowi di acara tersebut, Minggu.

Baca juga: Ibaratkan Kepemimpinan seperti Gaya Musik, Jokowi: Hari Ini Dangdut, Besok Jazz, tapi Lagu Tetap Sama

Kepala Negara mengaku senang Surya Paloh dan Partai Nasdem justru menyatakan akan mendukung penuh pemerintahan ke depan, di bawah kepimpinan Prabowo Subianto.

Dengan begitu, ada keberlanjutan yang diupayakan oleh semua pihak.

Ia pun menyatakan, menghargai jiwa besar Surya Paloh yang mengawal keberlanjutan mesti bukan menjadi salah satu parpol yang mengusung Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Saya sangat menghargai jiwa besar Bapak Surya Paloh, jiwa basar Partai Nasdem yang walaupun tidak ikut mencalonkan tapi tetap mendukung penuh dan mengawal penuh keberlanjutan kebijakan pembangunan dan keberlanjutan pemerintahan," ucap dia.

Jokowi juga menjelaskan arti sebuah keberlanjutan dalam pemerintahan.

Baca juga: Jokowi Singgung Hubungannya dengan Surya Paloh: Hari Ini Salaman, Seminggu Kemudian Beda

Menurut dia, keberlanjutan bukan hanya meneruskan. Keberlanjutan juga bukan bekerja seperti biasanya (business as usual), melainkan kesamaan arah dan kesamaan koridor yang ditempuh untuk menggapai tujuan bersama.

"Jika diibaratkan berganti pemimpin, itu silakan. Berganti pemimpin itu sepreti berganti gaya. Mungkin hari ini bisa bergaya dangdut, ke depan pemimpin berikut bisa bergaya jazz, bisa bergaya rock, bisa bergaya koplo, keroncong, RnB, dan lain-lain. Tapi lagu yang dimainkan sama, tujuannya sama," ucap Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (100%)