Sentimen
Positif (84%)
13 Agu 2024 : 13.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jabodetabek

Kasus: Kemacetan

Tokoh Terkait

Soal Bakal Bangun MRT di Bali, Jokowi Ingatkan Hati-hati Hitung Anggarannya

13 Agu 2024 : 20.03 Views 2

Tagar.id Tagar.id Jenis Media: Nasional

Soal Bakal Bangun MRT di Bali, Jokowi Ingatkan Hati-hati Hitung Anggarannya

TAGAR.id, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanyakan kesanggupan kepala daerah untuk membangun proyek Moda Raya Terpadu atau MRT. Bali menjadi daerah yang disebut siap membangun moda transportasi tersebut.

Jokowi mengingatkan dalam membangun MRT butuh dana yang tidak sedikit. Ia mengungkapkan saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, pembangunan MRT Jakarta anggarannya Rp 1,1 triliun per km. Belum lagi biaya operasional setelah mulai beroperasi.

"Ada gubernur, bupati, wali kota yang sanggup membangun MRT? tunjuk jari? Bali? Hati-hati. Hitungannya hati-hati. mungkin bisa membangunnya tapi operasionalnya juga tidak kecil, APBD-nya siap karena kalau apapun MRT, LRT, kereta cepat semuanya itu rugi. Artinya harus ada PSO, APBD harus siap meng-cover biaya operasional," kata Jokowi saat pengarahan kepada kepala daerah di IKN, Selasa, 13 Agustus 2024.

Jokowi mencontohkan MRT Jakarta setiap tahun harus mengeluarkan biaya sampai Rp 800 miliar untuk operasional. Ia menilai sebenarnya pengeluaran tersebut tidak sebanding dengan kerugian yang dialami karena kemacetan.

"Tapi yang bapak ibu harus tahu kalau enggak ada MRT, LRT, kereta cepat kita kehilangan setiap tahun karena kemacetan Rp 65 triliun. Kalau Jabodetabek mungkin sudah di atas Rp 100 triliun. Pilih mana dibelikan MRT, LRT, kereta cepat atau uangnya hilang tiap tahun Rp 100 triliun karena kemacetan? Semua kota utamanya harus hitung ini," ujar Jokowi.

Jokowi menyarankan kalau APBD tidak cukup, pemda bisa memanfaatkan skema investasi. Ia menuturkan cara tersebut yang dilakukan pemerintah dalam membangun proyek IKN.

"Untuk menarik investasi membangun trust, kepercayaan itu yang paling sulit, kalau percaya di daerah saya punya potensi keunggulan tapi enggak datang investor tolong dievaluasi pasti ada yang enggak bener, ada salah, ada yang perlu diperbaiki," tutur Jokowi. []

Sentimen: positif (84.2%)