Sentimen
Positif (97%)
9 Agu 2024 : 18.00
Informasi Tambahan

Event: Olimpiade

Kab/Kota: Paris

3 Atlet Indonesia Membanggakan Bawa Pulang Medali Perunggu hingga Emas di Olimpiade Paris 2024

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: News

9 Agu 2024 : 18.00
3 Atlet Indonesia Membanggakan Bawa Pulang Medali Perunggu hingga Emas di Olimpiade Paris 2024

Indonesia dipastikan tidak akan meraih medali emas dari cabang olahraga badminton di Olimpiade 2024. Satu-satunya wakil tersisa Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan pebulutangkis nomor satu dunia An Se Young lewat rubber game di babak semifinal tunggal putri, Minggu siang 4 Agustus 2024.

Gregoria sebenarnya mampu tampil bagus di laga semifinal tunggal putri Olimpiade 2024 ini. Dia mampu memberikan perlawanan super sengit kepada An Se Young yang merupakan unggulan utama. Game pertama bahkan dimenangkan Jorji.

Gregoria tampil tanpa bebas dan bisa memulai game pertama dengan begitu baik. Gregoria mampu memimpin 4-0. Ketenangan Gregoria membuatnya bisa terus mempertahankan keunggulan hingga 8-3. Saat interval pertama, Gregoria sukses mengamankan keunggulan 11-6.

Usai interval pertama, Gregoria tak memberi kesempatan sedikit pun pada An Se Young mendekat. Malah Gregoria bisa memperlebar keunggulan menjadi 17-9. Tanpa kesalahan berarti Gregoria bisa merebut game pertama dengan 21-11.

Tak ingin mengulangi kesalahan di game pertama, An Se Yong memulai game kedua dengan jauh lebih baik. Dia mempercepat tempo permainan. Hasilnya An bisa unggul 3-1 di awal game kedua. Kemudian An terus menjauh 10-7.

Gregoria mati-matian mendekat sebelum An Se Yong mencapai interval kedua. Gregoria bisa mendekat menjadi 10-9. Sayangnya perjuangan mati-matian Gregoria gagal menyamakan kedudukan. An Se Young mengamankan keunggulan 11-0 saat interval kedua.

An Se Young makin percaya diri. Dia mendapat tiga poin beruntun hingga unggul 14-9. Gregoria sempat mendekat menjadi 15-12. Namun setelah itu banyaknya kesalahan sendiri Gregoria membuat An Se Young bisa memaksakan rubber game usai menang 21-13.

Di game ketiga, An Se Young mampu dominan sejak awal. An Se Young langsung tancap gas dan bisa unggul 4-0 di awal game ketiga. Gregoria sendiri kesulitan mengimbangi An Se Young akibat fisik yang sudah terkuras. Justru Gregoria banyak melakukan kesalahan sendiri sehingga An Se Young bisa terus melesat dan unggul 11-3 saat interval ketiga.

Gregoria tampil lebih agresif dan provaktif usai interval ketiga. Hasilnya Gregoria bisa memangkas jarak menjadi tertinggal tiga poin saja dari An Se Young, 13-16.

Namun momentum kebangkitan Gregoria bisa diputus An Se Young. Empat poin beruntun didapat An Se Young sehingga unggul 20-13. Gregoria sempat memperpanjang nafas merebut tiga poin. An Se Young akhirnya bisa menyudahi perlawann Gregoria 21-16.

Gregoria pun mengungkap kesannya pasca kekalahan melawan An Se-young di semifinal badminton Olimpiade 2024 Paris. Dia mengakui bahwa perubahan pola permainan sang rival menjadi titik balik laga setelah wakil Indonesia unggul di game pertama.

"Mungkin (saya) mau bersyukur dulu bisa bertanding sejauh ini, walaupun bukan hasil akhir yang diinginkan karena pastinya dengan kemenangan game di awal, saya cukup ada kesempatan untuk bisa mengambil game kedua," ucap Gregoria.

"Akan tetapi dengan pola yang dia ubah, saya rasa itu tidak bisa membuat saya nyaman. Saya terlalu lama untuk adjust-nya, sementara di game kedua dia sangat nyaman dengan pola yang dia inginkan," sambung dia.

"Yang sangat disayangkan itu di game kedua. (Saya) terlalu lama membaca dan cari celah melawan balik. Saya terlampau dengan permainan satu-satunya dia, dan itu sangat nyaman bagi dia (An Se-young) mengatur saya," terang pebulu tangkis kelahiran 1999.

Gregoria pun mendapat berkah karena tidak perlu bertanding demi perunggu. Pengalaman serupa pernah dirasakan Saina Nehwal (2012) dan Nozomi Okuhara (2016), kebetulan juga di nomor tunggal putri. Mereka dianugerahi medali perunggu Olimpiade karena lawan masing-masing mundur.

"Pastinya ini bukan cara mendapatkan medali yang saya mau, sedih juga melihat Marin dalam kondisi seperti itu, mengalami cedera lagi," kata Gregoria pada keterangan PBSI.

"Saya bersyukur bisa mendapat medali perunggu tapi saya tidak harus merasa terlalu bahagia atau bagaimana karena sebagai atlet, saya tahu perjuangan kami semua sangatlah sulit apalagi menghadapi sebuah cedera," ucap dia.

"Semoga medali ini bisa memacu tema-teman yang lain untuk bisa bertanding dengan sehat, maksimal, dan bisa menang. Saya bantu doa supaya bisa mendapatkan medali untuk Indonesia," tandas Gregoria.

 

Sentimen: positif (97%)