Cap Telapak Tangan Jadi Simbol Kenang Perjuangan Perempuan Indonesia
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Cap telapak tangan menjadi simbol mengenang perjuangan perempuan Indonesia. Sejumlah tokoh perempuan berkumpul di Gedung Nusantara IV DPR untuk meresmikan Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang ’45 sebagai pengingat pentingnya peran perempuan dalam sejarah dan masa depan Indonesia. "Acara ini diharapkan dapat terus menginspirasi dan memotivasi generasi penerus melanjutkan perjuangan dan kontribusi bagi bangsa dan negara," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia periode 2004-2009, Meutia Farida Hatta, melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 7 Agustus 2024. Meutia memberi sambutan saat meresmikan Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang ’45 dan Pengisi Pembangunan Nasional, kemarin. Acara peresmian ini merupakan kali kedua diselenggarakannya peluncuran Cap Telapak Tangan setelah sebelumnya dilaksanakan di Gedung Joeang, Jakarta, pada 2016. Meutia mengatakan penting untuk mengingat dan menghormati perjuangan perempuan. Menurut dia, Penghargaan ini bukan hanya simbolik, tetapi juga pengingat bagi generasi muda tentang nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang harus terus diwariskan. Ketua Umum Perkumpulan Wanita Pejuang ’45, Melani Leimena Suharli, menegaskan penghormatan ini juga merupakan pengingat akan tanggung jawab untuk terus memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan perempuan di Indonesia. "Kita harus terus bergerak maju dan memastikan bahwa wanita memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai sektor," kata dia. Layaknya museum Kepala Museum Kesejarahan Jakarta, Esti Utami, mengatakan museum memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah perjuangan perempuan Indonesia. "Simbol Cap Telapak Tangan ini diharapkan menginspirasi pengunjung untuk lebih mengenal dan menghargai peran wanita dalam sejarah bangsa," kata Esti. Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menekankan kontribusi perempuan tidak terbatas pada masa perjuangan kemerdekaan, tetapi juga dalam berbagai aspek pembangunan nasional. "Wanita Indonesia telah menunjukkan kemampuan dan dedikasi dalam berbagai bidang, dari politik, ekonomi, hingga sosial. Penghargaan ini adalah bukti bahwa peran mereka sangat penting dan diakui,” ujar Giwo. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Putri Kus Wisnu Wardani, menyoroti pentingnya acara ini sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda. "Kami berharap bahwa generasi muda dapat melihat teladan dari para wanita pejuang ini dan termotivasi untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Putri. Kesetaraan gender Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR Siti Fauziah mengatakan peran dan kiprah para perempuan terus mewarnai perjalanan bangsa pasca kemerdekaan hingga era pembangunan nasional. "Perempuan bisa meraih posisi karier yang baik di segala bidang. Menurut saya, ini adalah hasil perjuangan keras kaum perempuan Indonesia dulu dan kini," kata Fauziah dikutip dari Antara, Rabu, 7 Agustus 2024. Dia mendukung kegiatan positif yang digelar oleh kaum perempuan. Menurutnya, kegiatan itu mengingatkan kembali akan peran dan kiprah bersejarah wanita Indonesia dan perannya di era kekinian. Menurutnya, adanya hal tersebut merupakan dampak dari munculnya semangat kesetaraan gender di era keterbukaan saat ini, hingga menempatkan posisi perempuan dan pria memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Jakarta: Cap telapak tangan menjadi simbol mengenang perjuangan perempuan Indonesia. Sejumlah tokoh perempuan berkumpul di Gedung Nusantara IV DPR untuk meresmikan Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang ’45 sebagai pengingat pentingnya peran perempuan dalam sejarah dan masa depan Indonesia.
"Acara ini diharapkan dapat terus menginspirasi dan memotivasi generasi penerus melanjutkan perjuangan dan kontribusi bagi bangsa dan negara," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia periode 2004-2009, Meutia Farida Hatta, melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 7 Agustus 2024.
Meutia memberi sambutan saat meresmikan Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang ’45 dan Pengisi Pembangunan Nasional, kemarin. Acara peresmian ini merupakan kali kedua diselenggarakannya peluncuran Cap Telapak Tangan setelah sebelumnya dilaksanakan di Gedung Joeang, Jakarta, pada 2016.
Meutia mengatakan penting untuk mengingat dan menghormati perjuangan perempuan. Menurut dia, Penghargaan ini bukan hanya simbolik, tetapi juga pengingat bagi generasi muda tentang nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang harus terus diwariskan.
Ketua Umum Perkumpulan Wanita Pejuang ’45, Melani Leimena Suharli, menegaskan penghormatan ini juga merupakan pengingat akan tanggung jawab untuk terus memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan perempuan di Indonesia.
"Kita harus terus bergerak maju dan memastikan bahwa wanita memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai sektor," kata dia.
Layaknya museum
Kepala Museum Kesejarahan Jakarta, Esti Utami, mengatakan museum memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah perjuangan perempuan Indonesia.
"Simbol Cap Telapak Tangan ini diharapkan menginspirasi pengunjung untuk lebih mengenal dan menghargai peran wanita dalam sejarah bangsa," kata Esti.
Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menekankan kontribusi perempuan tidak terbatas pada masa perjuangan kemerdekaan, tetapi juga dalam berbagai aspek pembangunan nasional.
"Wanita Indonesia telah menunjukkan kemampuan dan dedikasi dalam berbagai bidang, dari politik, ekonomi, hingga sosial. Penghargaan ini adalah bukti bahwa peran mereka sangat penting dan diakui,” ujar Giwo.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Putri Kus Wisnu Wardani, menyoroti pentingnya acara ini sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda.
"Kami berharap bahwa generasi muda dapat melihat teladan dari para wanita pejuang ini dan termotivasi untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Putri.
Kesetaraan gender
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR Siti Fauziah mengatakan peran dan kiprah para perempuan terus mewarnai perjalanan bangsa pasca kemerdekaan hingga era pembangunan nasional.
"Perempuan bisa meraih posisi karier yang baik di segala bidang. Menurut saya, ini adalah hasil perjuangan keras kaum perempuan Indonesia dulu dan kini," kata Fauziah dikutip dari Antara, Rabu, 7 Agustus 2024.
Dia mendukung kegiatan positif yang digelar oleh kaum perempuan. Menurutnya, kegiatan itu mengingatkan kembali akan peran dan kiprah bersejarah wanita Indonesia dan perannya di era kekinian.
Menurutnya, adanya hal tersebut merupakan dampak dari munculnya semangat kesetaraan gender di era keterbukaan saat ini, hingga menempatkan posisi perempuan dan pria memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
Sentimen: positif (100%)