Perjuangan Orang Tua Dampingi Regina Jadi Taruni Akpol, Sempat Gagal Berkali-kali
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id – Regina Anugerahanni Rosari, seorang taruni Akademi Kepolisian (Akpol) dari Polda Lampung berhasil mencapai impiannya di tahun anggaran 2024. Perjalanan menuju Akpol ini tidaklah mudah, penuh tantangan dan kegagalan.
Regina didukung kedua orang tuanya, Benedictus Handoko dan Fransisca Patria Nilawati.
Baca Juga
Cerita Retha, Perempuan Cantik Juara Taekwondo Lolos Jadi Taruni Akpol 2024
Benedictus Handoko bekerja di sebuah perusahaan swasta di Tanjung Bintang, Lampung Selatan, mengawasi tim sekuriti setelah sebelumnya juga bekerja sebagai sekuriti. Istrinya, Fransisca Patria Nilawati, sehari-hari menjual sembako di pasar. Meski dengan pekerjaan yang penuh kesibukan, mereka selalu mendampingi dan memberikan dukungan penuh untuk putri mereka.
"Regina sudah tiga kali mendaftar Akpol. Persiapan dia sudah dimulai tiga tahun lalu. Tahun pertama, dia mencapai peringkat 3 pada sidang Rikkes 2. Tahun kedua, dia gagal di pantukhir daerah. Selama ini, Lampung hanya mengirim satu kandidat," kata Benedictus dalam podcast SDM Polri seperti dikutip, Senin (5/8/2024).
Baca Juga
Seleksi Polwan Akpol, Putri Suku Oburauw Berjuang Ingin Jadi Busur Panah bagi Adik-adiknya
Regina tidak pernah putus asa. Setelah kegagalan di tahun pertama dan kedua, dia semakin giat berlatih dan memperbaiki diri.
"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa saat dia gagal. Kami lebih menyadari bahwa mungkin saat itu kami belum siap," ujar Benedictus.
Baca Juga
Cerita Abdul Kahar Yelipele Tokoh Islam Papua, Anaknya Gagal di BIN Kini Lolos Akpol
Meskipun harus menghadapi banyak rintangan, Regina tetap gigih. Dia mengikuti berbagai latihan fisik dan akademik, bahkan sering harus mandi di masjid atau pom bensin karena jadwal latihannya yang padat. Ibunya, Fransisca, juga sering meminta bantuan Regina untuk berbelanja di pasar, menunjukkan betapa tangguh dan berdedikasinya Regina dalam membagi waktu antara persiapan seleksi dan membantu keluarga.
Regina juga mendapatkan banyak motivasi dari orang-orang sekitarnya, termasuk pelatih tinju yang merupakan polisi.
"Dia selalu bilang bahwa polisi itu baik, lembut. Mungkin dari situ dia mulai membayangkan menjadi polisi," ujar Fransisca.
Regina pernah mengikuti berbagai olahraga, mulai dari nyanyi, tarung derajat, hingga tinju. Dia bahkan pernah menjadi juara satu dalam kejuaraan tinju tingkat provinsi. Minatnya terhadap olahraga semakin menguatkan tekadnya untuk menjadi polisi.
"Kami selalu mendukung dan memberikan yang terbaik untuk Regina. Proses seleksi Akpol yang transparan membuatnya semangat mencoba sampai tiga kali," kata Benedictus.
Benedictus dan Fransisca merasa bangga dan terharu melihat anak mereka mencapai impiannya. Mereka berharap Regina tetap rendah hati, melayani masyarakat dengan baik, dan terus berbuat kebaikan.
"Saya selalu bilang kepada Regina untuk tetap menjadi pribadi yang baik dan selalu bersyukur. Kami bangga melihat kegigihan dan semangatnya," ujar Fransisca.
Benedictus juga menegaskan pendaftara Polri tidak ada pungli. Dia sering ditanya habis uang berapa hingga bisa diterima Akpol.
"Saya ditanya Pak RT 'Habis banyak Pak?'. Saya jawab 'Pak sekalian titip selaku pamong, banyak anak berpotensi di sini. Regina dalam hal ini tidak mengeluarkan biaya'," katanya.
Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Sentimen: positif (99.9%)