Abadikini.com, JAKARTA – Israel mungkin mempertimbangkan untuk menyerang Iran terlebih dahulu, jika mereka menemukan bukti kuat bahwa Teheran sedang bersiap untuk menyerang Tel Aviv.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (4/8/2024) malam, memanggil para pemimpin keamanan ke pertemuan darurat. Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi, dan Direktur Intelijen Mossad David Barnea dan Direktur Badan Keamanan Israel (Shin Bet) Ronen Bar.

Pertemuan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Iran akan menyerang Israel dalam waktu dekat, menyusul pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shuk dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Iran menuduh Israel berada di balik pembunuhan ini dan bersumpah akan membalas dendam.

Media Israel menyebutkan dalam pertemuan tersebut, para pejabat keamanan di negara ini tidak yakin dengan reaksi Iran dan sedang mendiskusikan banyak opsi untuk menemukan cara terbaik dalam merespons atau mencegah kemungkinan serangan.

Opsi untuk menyerang Iran terlebih dahulu sebagai tindakan pencegahan juga telah dipertimbangkan, meskipun para pejabat menekankan bahwa mereka hanya akan mengambil tindakan tersebut jika mereka menerima informasi akurat bahwa Iran pasti akan menyerang Israel. Hal ini dilaporkan surat kabar Israel Ynet.

Israel telah berulang kali mengumumkan secara terbuka bahwa mereka akan melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran penting di Iran jika terdeteksi bahwa negara itu mengancam kepentingan dan keamanan mereka. Namun, Tel Aviv selalu menekankan bahwa ini adalah pilihan terakhir dalam ketegangan dengan Teheran.

Tel Aviv menegaskan, pihaknya juga memerlukan sumber intelijennya sendiri mengenai masalah ini, untuk menilai apakah informasi tersebut cocok dengan informasi intelijen AS. Bahkan ketika dua sumber intelijen yakin bahwa Iran akan menyerang, pihak Israel masih dapat menemukan cara untuk menghindari penggunaan tindakan pencegahan.

Seperti halnya Israel, AS juga disebut tidak yakin dengan kemungkinan serangan Iran, karena mereka yakin Teheran belum mengambil keputusan akhir dan belum menyelesaikan rencana untuk mengoordinasikan tindakan dengan milisi yang didukung konflik Timur Tengah.