Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Institusi: Universitas Brawijaya, Universitas Jember
Kab/Kota: Surabaya, Jember, Malang, Senayan
Tokoh Terkait
Arifin
Arzeti Bilbina
Azwar Anas
Mensos Risma dengan Azwar Anas atau Marzuki Mustamar di Pilgub Jatim 2024? yang Unggul Tetap Khofifah-Emil
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini digadang-gadang bakal jadi pesaing Khofifah Indar Parawansa dalam Pilgub Jatim 2024. Namun, namanya belum resmi dideklarasikan oleh PDIP.
Meski begitu, sudah ada dua nama yang diprediksi bakal menjadi pendamping mantan Wali Kota Surabaya itu pada November 2024 mendatang. Mereka adalah Azwar Anas dan Marzuki Mustamar.
Akan tetapi, munculnya nama Tri Rismaharini-Azwar Anas dinilai masih belum bisa menyaingi pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Faktor terbesar yang menjadi ganjalan Risma-Azwar adalah jumlah kursi yang dimiliki oleh PDIP berdasarkan hasil Pemilu 2024.
"Tidak mungkin PDI Perjuangan maju tanpa koalisi dengan partai lain, kemudian yang dilawan ini petahana dan partai-partai kuat sudah berkoalisi," ucap Pengamat politik Universitas Brawijaya, Wawan Sobari pada Minggu 4 Agustus 2024.
Khofifah-Emil sudah mengantongi rekomendasi dari sejumlah partai parlemen maupun nonparlemen, yakni Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PAN, PPP, PSI, dan Perindo.
Pada Pemilu 2024, 14 Februari PDIP meraih 3.735.865 suara dengan 21 dari 120 kursi di DPRD Jawa Timur. Jumlah perolehan kursi itu turun sebanyak 6 kursi dari 2019.
PDIP tidak bisa mengusung calonnya sendiri pada kontestasi Pilgub Jatim 2024, sebab jumlah kursinya tak memenuhi syarat minimal 20 persen. Hal itu mengacu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Menjadi Undang-Undang.
Pada pasal 40 undang-undang tersebut dijelaskan bahwa partai politik atau partai politik gabungan bisa mendaftarkan pasangan calon jika memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di daerah yang bersangkutan.
Wawan Sobari menyatakan bahwa PDIP harus berkoalisi dengan partai lainnya, salah satunya adalah PKB yang menjadi pemenang Pemilu 2024 di Jawa Timur. PKB memperoleh kenaikan dua kursi menjadi 27 kursi dengan perolehan 4.517.228 suara.
Lebih lanjut, kondisi saat ini harus disikapi secara realistis oleh PDIP dengan memilih salah satu bakal calon di antara Tri Rismaharini atau Azwar Anas sebagai kandidat. Mereka pun harus memberikan ruang bagi PKB menyodorkan nama di Pilkada Jawa Timur.
"Kemungkinan berkoalisi pasti ada, tapi rumit, karena figur dari PKB yang kuat di Jawa Timur siapa? Kemarin muncul nama KH Marzuki Mustamar tapi elektabilitasnya masih di bawah lima persen," tutur Wawan Sobari.
Wacana Risma-Marzuki Bisa Ubah Peta PolitikSelain Azwar Anas, nama lain yang dipasangkan dengan Tri Rismaharini adalah Marzuki Mustamar. Duet keduanya pun dinilai bisa mengubah peta politik Pilgub Jatim 2024.
"Bila konstelasi pasangan bakal calon Tri Rismaharini-Marzuki Mustamar (Risma-Marzuki) terbentuk, bukan mustahil pasangan itu bisa mengubah peta politik Jatim," kata Pengamat politik Universitas Jember Dr Muhammad Iqbal, Senin 22 Juli 2024.
Menurutnya, pasangan bakal calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak sudah memborong tujuh rekomendasi partai politik parlemen dan satu parpol non-parlemen yakni Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, dan terakhir adalah PKS, serta parpol non-parlemen Perindo.
"Konstelasi Pilkada Jatim 2024 sejauh ini memang masih menyisakan tiga partai politik yang belum menentukan arah dukungan atau kepastian berkoalisi yakni PKB yang menguasai 27 kursi DPRD Jatim, PDIP memiliki 21 kursi, dan Partai NasDem memiliki 10 kursi," ujar Muhammad Iqbal.
Dia mengatakan, sejauh ini PKB mewacanakan kiai kharismatik NU asal Malang KH Marzuki Mustamar yang diduetkan dengan politisi Senayan dari PKB Arzeti Bilbina. Sedangkan elite PDIP menegaskan tidak akan membiarkan Pilkada Jatim diwarnai pertarungan melawan "kotak kosong".
"Kami tentu sangat mengapresiasi antusiasme dan heroisme PKB dan PDIP, tentu juga Nasdem sebagai tiga parpol yang masih ketat mengkalkulasi secara taktis pasangan bakal calon di Pilkada Jatim," ucap Muhammad Iqbal.
Menurutnya, sudah semestinya ketiga parpol itu mengedepankan pilihan rasional. PKB mungkin bisa berbesar hati tidak memaksakan KH Marzuki sebagai bakal cagub, tapi bisa jadi bakal cawagub mendampingi Risma.
"Kendati tiket istimewa PKB memang berhak atas posisi bakal cagub, namun elektabilitas Kiai Marzuki harus diakui masih jauh di bawah Risma, sehingga yang paling rasional ya Risma-Marzuki atau 'Riski' dapat membuka peluang dalam Pilkada Jatim," tutur Muhammad Iqbal.
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada periode 20-25 Juni 2024 menempatkan Khofifah Indar Parawansa unggul 26,8 persen di bursa Pilgub Jatim 2024, kemudian posisi kedua ditempati politisi PDIP Tri Rismaharini dengan 13,6 persen, dan ketiga politisi Demokrat Emil Dardak 3,8 persen.
Khofifah-Emil sebagai petahana di Jatim ternyata hanya kantongi 26,8 persen saja dan angka itu jauh menyusut-nya elektablilitas petahana dibanding hasil Pilkada Jatim 2018 sebesar 53,55 persen.
"Pasangan bakal calon Risma-Marzuki dapat membuka peluang besar mengubah political game karena dijiwai oleh spirit untuk menyelamatkan masa depan demokrasi," kata Muhammad Iqbal.
Dia menjelaskan bahwa duet Risma-Marzuki bisa menjadi antitesis dari kekuatan populisme, karena merepresentasikan sosok birokratik dan ulama kharismatik.
"Keduanya bisa menjadi alternatif yang rasional buat figur pemimpin teknokratik dan penjunjung nilai moral, tanpa dinodai kasus hukum yang banal," ujar Muhammad Iqbal.
Khofifah-Emil Masih UnggulDeriktur Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt menyatakan elektabilitas pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak masih berada di atas Tri Rismaharini-KH Marzuki masih berada di bawah .
"Hasilnya Khofifah-Emil unggul jauh atas Risma-Marzuki," ucapnya, 24 Juli 2024.
Pada simulasi dua nama pasangan atau head to head, elektabilitas atau tingkat keterpilihan Khofifah-Emil mencapai 57,9 persen dibanding Risma-KH Marzuki yang hanya 27,2 persen. Pada survei itu masih ada 14,9 persen responden belum menentukan pilihan.
Hal serupa juga terjadi di dalam simulasi yang menampilkan kondisi PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membentuk poros baru, dimana elektabilitas Khofifah-Emil mencapai 54,3 persen.
Sedangkan untuk Risma yang dipasangkan dengan sesama kader PDIP, Nur Arifin hanya sanggup meraih 18,4 persen dan pasangan KH Marzuki-Anggia Emarini 13,5 persen. Pada simulasi ini masih ada 13,8 persen responden yang belum menjawab di angka.
Baihaki Sirajt menyatakan elektabilitas Khofifah-Emil yang mampu menembus 50 persen lebih sudah masuk kategori relatif aman, karena minimnya angka pemilih belum menentukan pilihan.
"Karena masa pendaftaran kurang sebulan, masa kampanye tidak sampai tiga bulan, sangat berat mengejar elektabilitas Khofifah-Emil jika tidak ada gebrakan berarti dari partai penantang untuk segera memunculkan calon," tuturnya.
Survei ARCI dilakukan pada 1-12 Juli 2024 dengan jumlah 1.200 responden. Survei ARCI menggunakan metode stratified multistage random sampling. Survei ARCI memiliki margin of error di angka 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Sebanyak 25 persen kuisioner dilakukan quality control.***
Sentimen: positif (100%)