Sentimen
Positif (100%)
4 Agu 2024 : 20.58
Informasi Tambahan

Kasus: stunting

Partai Terkait

Hashim Sebut Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Pendidikan, Ini kata Politikus Golkar

5 Agu 2024 : 03.58 Views 3

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Hashim Sebut Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Pendidikan, Ini kata Politikus Golkar

Jakarta: Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menegaskan Pemerintah Prabowo-Gibran optimistis program makan bergizi gratis untuk anak sekolah. Ia yakin program itu mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia untuk siap bersaing dengan negara lain. "Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Saya optimistis ini berjalan dengan baik, program ini adalah investasi untuk meningkatkan ranking pendidikan Indonesia di mata internasional," ujarnya saat Dialog Nasional 'Program Makanan Bergizi Wujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045' dan Peresmian Forum Masyarakat Indonesia Emas, di Gedung LPP RRI, Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024.  Hashim mengaku telah melapor kepada Prabowo data Kementerian Kesehatan adanya 41 persen atau sekitar 18 juta anak di Indonesia pergi sekolah dengan perut kosong. Data lain juga mengungkapkan anak-anak prasekolah di Indonesia sebanyak 30 juta orang yang diduga tidak mendapatkan sarapan. Ia juga menambahkan, untuk menangani masalah stunting juga harus memberikan nutrisi yang cukup sejak anak masih di dalam rahim. Dia menyebut ada 4 juta ibu hamil yang akan diberikan makan gratis bersama dengan anak sekolahan. "Maka 4 juta ibu-ibu yang hamil juga segera akan kita berikan makan gratis. Program ini adalah wujud kepedulian dan dari perhatian masyarakat atas nasib bangsa kita. Sebentar lagi diserahkan kepada pimpinan nasional baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka," tutur Hashim. Ditempat terpisah politikus partai Golkar Melli Darsa sepakat Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Gibran adalah upaya mempersiapkan generasi emas 2045.  "Pertarungan intelektual, kapasitas dan kualitas SDM pada saat itu akan sangat kompetitif. Karena itu, Indonesia wajib menyiapkan sejak dini SDM yang mampu berdaya saing tinggi," ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Presiden Harvard Club of Indonesia (HCI). Melli mengatakan, problem utama ketertinggalan SDM Indonesia terutama masyarakat miskin dan kelompok rentan adalah akses mendapatkan makanan sehat dan akses mendapatkan pengetahuan tentang makanan sehat.  Artinya, jika asupan gizi ini merata di segala kelas sosial, maka ketimpangan kesempatan mendapatkan ilmu pengetahuan akan hilang. Iklim kompetisi yang berkeadilan terbuka luas.  "Pemerintah dengan program makanan bergizi gratis mengintervensi untuk membangun akses kedua hal itu sehingga masyarakat miskin dapat merasakan keduanya," ujarnya. Melli juga mengatakan pasokan makanan bergizi gratis tentunya mematik permintaan besar besaran. Ada demand yang besar yang membutuhkan supply yang besar.  Ini menjadi stimulus untuk sektor pertanian lokal. Karena biar bagaimanapun, agak sulit dan memakan biaya besar bila penyediaan makanan terpusat di satu tempat.  Tapi kemudian jika memang diserahkan sebagian ke wilayah yang mendapatkan prioritas pertama makan bergizi, maka geliat ekonomi dipastikan akan tumbuh besar di wilayah yang diberikan prioritas dan wilayah penyangga sekitarnya. "Artinya gairah di sektor pertanian menggeliat yang bisa saja kedepan menjadi swasembeda baik tingkat lokal maupun secara nasional," ujarnya.  Melli menyakini Prabowo sudah membaca peluang itu maka kemungkinan ada sejumlah kementerian termasuk Kementerian Pertanian akan menjadi tulang punggung dalam melakukan swasembada pangan untuk kebutuhan makan gizi gratis.  Jadi kedepan kebijakan pupuk, benih yang unggul, birokrasi yang efektif dan hal lain tepat sasaran ke petani, maka hal yang sangat mungkin kita swasembada pangan. "Ini soal political will saja," ujarnya. Terkait, keputusan harga atau biaya tentunya, Melli menyakini hal itu sudah dipikirkan oleh pemerintahan Prabowo. Ia tidak berpatokan pada angka Rp15 ribu, melainkan pada menu yang diberikan. "Bisa saja angkanya lebih dari Rp15 ribu tapi tidak ada gizinya. Intinya adalah makanan apa yang akan diberikan, Itu poinnya. Saya yakin Pak Prabowo punya tim yang tepat untuk hal itu," ujarnya.

Jakarta: Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menegaskan Pemerintah Prabowo-Gibran optimistis program makan bergizi gratis untuk anak sekolah. Ia yakin program itu mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia untuk siap bersaing dengan negara lain.
 
"Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Saya optimistis ini berjalan dengan baik, program ini adalah investasi untuk meningkatkan ranking pendidikan Indonesia di mata internasional," ujarnya saat Dialog Nasional 'Program Makanan Bergizi Wujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045' dan Peresmian Forum Masyarakat Indonesia Emas, di Gedung LPP RRI, Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024. 
 
Hashim mengaku telah melapor kepada Prabowo data Kementerian Kesehatan adanya 41 persen atau sekitar 18 juta anak di Indonesia pergi sekolah dengan perut kosong. Data lain juga mengungkapkan anak-anak prasekolah di Indonesia sebanyak 30 juta orang yang diduga tidak mendapatkan sarapan.
Ia juga menambahkan, untuk menangani masalah stunting juga harus memberikan nutrisi yang cukup sejak anak masih di dalam rahim. Dia menyebut ada 4 juta ibu hamil yang akan diberikan makan gratis bersama dengan anak sekolahan.
 
"Maka 4 juta ibu-ibu yang hamil juga segera akan kita berikan makan gratis. Program ini adalah wujud kepedulian dan dari perhatian masyarakat atas nasib bangsa kita. Sebentar lagi diserahkan kepada pimpinan nasional baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka," tutur Hashim.
 
Ditempat terpisah politikus partai Golkar Melli Darsa sepakat Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Gibran adalah upaya mempersiapkan generasi emas 2045. 
 
"Pertarungan intelektual, kapasitas dan kualitas SDM pada saat itu akan sangat kompetitif. Karena itu, Indonesia wajib menyiapkan sejak dini SDM yang mampu berdaya saing tinggi," ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Presiden Harvard Club of Indonesia (HCI).
 
Melli mengatakan, problem utama ketertinggalan SDM Indonesia terutama masyarakat miskin dan kelompok rentan adalah akses mendapatkan makanan sehat dan akses mendapatkan pengetahuan tentang makanan sehat. 
 
Artinya, jika asupan gizi ini merata di segala kelas sosial, maka ketimpangan kesempatan mendapatkan ilmu pengetahuan akan hilang. Iklim kompetisi yang berkeadilan terbuka luas. 
 
"Pemerintah dengan program makanan bergizi gratis mengintervensi untuk membangun akses kedua hal itu sehingga masyarakat miskin dapat merasakan keduanya," ujarnya.
 
Melli juga mengatakan pasokan makanan bergizi gratis tentunya mematik permintaan besar besaran. Ada demand yang besar yang membutuhkan supply yang besar. 
 
Ini menjadi stimulus untuk sektor pertanian lokal. Karena biar bagaimanapun, agak sulit dan memakan biaya besar bila penyediaan makanan terpusat di satu tempat. 
 
Tapi kemudian jika memang diserahkan sebagian ke wilayah yang mendapatkan prioritas pertama makan bergizi, maka geliat ekonomi dipastikan akan tumbuh besar di wilayah yang diberikan prioritas dan wilayah penyangga sekitarnya.
 
"Artinya gairah di sektor pertanian menggeliat yang bisa saja kedepan menjadi swasembeda baik tingkat lokal maupun secara nasional," ujarnya. 
 
Melli menyakini Prabowo sudah membaca peluang itu maka kemungkinan ada sejumlah kementerian termasuk Kementerian Pertanian akan menjadi tulang punggung dalam melakukan swasembada pangan untuk kebutuhan makan gizi gratis. 
 
Jadi kedepan kebijakan pupuk, benih yang unggul, birokrasi yang efektif dan hal lain tepat sasaran ke petani, maka hal yang sangat mungkin kita swasembada pangan.
 
"Ini soal political will saja," ujarnya.
 
Terkait, keputusan harga atau biaya tentunya, Melli menyakini hal itu sudah dipikirkan oleh pemerintahan Prabowo. Ia tidak berpatokan pada angka Rp15 ribu, melainkan pada menu yang diberikan.
 
"Bisa saja angkanya lebih dari Rp15 ribu tapi tidak ada gizinya. Intinya adalah makanan apa yang akan diberikan, Itu poinnya. Saya yakin Pak Prabowo punya tim yang tepat untuk hal itu," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ALB)

Sentimen: positif (100%)