Sentimen
Positif (91%)
4 Agu 2024 : 12.16
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Partai Terkait

PDI-P Tak Biarkan KIM Plus Munculkan Kotak Kosong pada Pilkada Jakarta

4 Agu 2024 : 19.16 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

PDI-P Tak Biarkan KIM Plus Munculkan Kotak Kosong pada Pilkada Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya tak akan membiarkan munculnya calon tunggal yang melawan kotak kosong di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.

Ia mengatakan, PDI-P terus mengupayakan kerja sama dengan partai politik (parpol) lain untuk mengusung jagoannya.

“PDI Perjuangan terus membangun komunikasi politik dengan partai-partai sehingga nantinya di Jakarta tidak akan ada kotak kosong,” ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu (4/7/2024).

Baca juga: PKB Minat Gabung KIM Plus, Peluang Kotak Kosong pada Pilkada Jakarta Terbuka

Ia menyebutkan kontestasi kepala daerah di Jakarta harus mempertemukan figur-figur yang mumpuni.

Pasalnya, Jakarta menjadi representasi kemajuan dan peradaban Indonesia.

“Kesemrawutan Jakarta juga mencerminkan bagaimana semrawutnya persoalan-persoalan di bidang hukum misalnya, maka Jakarta harus menyajikan suatu kontestasi kepemimpinan yang baik,” sebut dia.

Di sisi lain, ia mengingatkan agar berbagai pihak terus menjaga iklim demokrasi di Indonesia.

Salah satunya dengan tidak berupaya untuk menghadirkan calon tunggal di Jakarta.

Baca juga: Ahok Sebut KIM Plus Tak Akan Berani Lawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta

Sebab, saat ini muncul wacana untuk memperbesar Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan menambah anggota partai politik (parpol) sebagai bagian dari koalisi tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyebutkan wacana itu muncul dari Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dengan istilah KIM Plus.

“Proses komunikasi terus menerus dilakukan, ketika ada pihak-pihak yang bukan karena dukungan rakyat kemudian oleh kekuasaan mencoba menghadirkan calon tunggal di Jakarta, tentu itu tidak sehat bagi demokrasi,” imbuh Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (91.4%)