Sentimen
Simak, Syarat Mutlak Kebaya Diakui UNESCO
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Pemerintah telah menyepakati Kebaya untuk diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Indonesia tidak sendiri dalam mengajukan Kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda, melainkan bersama negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam melalui jalur Join Nomination. Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri, Penny Dewi Herasati mengungkapkan pada dasarnya pendaftaran Kebaya sebagai warisan takbenda ke UNESCO bertujuan untuk melestarikan. "Mungkin kita harus luruskan persepsi, kita mendaftarkan Kebaya ke UNESCO itu sebetulnya mendaftarkan ke komite warisan budaya takbenda, komite itu didasarkan oleh konvensi yang namanya safe guarding. Jadi mendaftarkan ke UNESCO untuk melestarikan, itu kata kuncinya," kata Penny mengutip dari MetroTV dalam perbincangan bertajuk 'Kebaya Goes to UNESCO', Sabtu, 3 Agustus 2024. Syarat Kebaya diakui UNESCO Lalu apa saja syarat agar Kebaya bisa diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda? Menanggapi hal tersebut, Penny menjelaskan kalau syarat-syarat administrasi seperti dokumen dan lain-lainnya sudah dilengkapi oleh pemerintah. Meski begitu, Penny menegaskan syarat utama agar Kebaya benar-benar bisa diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda adalah fakta kalau Kebaya memang hingga saat ini masih dilestarikan atau dipakai oleh minimal oleh dua generasi pewaris. "Yang kita lakukan, kami bekerjasama dengan Kemendikbudristek untuk memenuhi syarat-syarat. Kita mendorong agar semua pewaris untuk melakukan tindakan pelestarian (Kebaya) karena itu merupakan salah satu syarat utama mengajukan ke Intangible Culture Heritage Committee," terang Penny. "Tidak perlu mengklaim itu punya kita, bukan yang lain (negara lain). Ini bukan klaim kepemilikan tapi mendaftarkan untuk kita akan melestarikan, itu prinsip yang harus kita paham," pungkas Penny. Terkait dengan peran Indonesia dalam melestarikan Kebaya juga sudah direalisasikan dalam beberapa aspek. Pertama adalah pengumupulan dokumentasi dan sosialiasi tentang Kebaya. Lalu yang kedua, konsisten melakukan edukasi tentang pola berkebaya di Indonesia yang memiliki ciri khas dan karakter tersendiri dan diajarkan di sekolah-sekolah formal di Indonesia. Kemudian yang terakhir adalah penetapan Hari Kebaya Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 juli.
Jakarta: Pemerintah telah menyepakati Kebaya untuk diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO.Indonesia tidak sendiri dalam mengajukan Kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda, melainkan bersama negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam melalui jalur Join Nomination.
Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri, Penny Dewi Herasati mengungkapkan pada dasarnya pendaftaran Kebaya sebagai warisan takbenda ke UNESCO bertujuan untuk melestarikan.
"Mungkin kita harus luruskan persepsi, kita mendaftarkan Kebaya ke UNESCO itu sebetulnya mendaftarkan ke komite warisan budaya takbenda, komite itu didasarkan oleh konvensi yang namanya safe guarding. Jadi mendaftarkan ke UNESCO untuk melestarikan, itu kata kuncinya," kata Penny mengutip dari MetroTV dalam perbincangan bertajuk 'Kebaya Goes to UNESCO', Sabtu, 3 Agustus 2024.
Syarat Kebaya diakui UNESCO
Lalu apa saja syarat agar Kebaya bisa diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda? Menanggapi hal tersebut, Penny menjelaskan kalau syarat-syarat administrasi seperti dokumen dan lain-lainnya sudah dilengkapi oleh pemerintah.
Meski begitu, Penny menegaskan syarat utama agar Kebaya benar-benar bisa diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda adalah fakta kalau Kebaya memang hingga saat ini masih dilestarikan atau dipakai oleh minimal oleh dua generasi pewaris.
"Yang kita lakukan, kami bekerjasama dengan Kemendikbudristek untuk memenuhi syarat-syarat. Kita mendorong agar semua pewaris untuk melakukan tindakan pelestarian (Kebaya) karena itu merupakan salah satu syarat utama mengajukan ke Intangible Culture Heritage Committee," terang Penny.
"Tidak perlu mengklaim itu punya kita, bukan yang lain (negara lain). Ini bukan klaim kepemilikan tapi mendaftarkan untuk kita akan melestarikan, itu prinsip yang harus kita paham," pungkas Penny.
Terkait dengan peran Indonesia dalam melestarikan Kebaya juga sudah direalisasikan dalam beberapa aspek. Pertama adalah pengumupulan dokumentasi dan sosialiasi tentang Kebaya.
Lalu yang kedua, konsisten melakukan edukasi tentang pola berkebaya di Indonesia yang memiliki ciri khas dan karakter tersendiri dan diajarkan di sekolah-sekolah formal di Indonesia. Kemudian yang terakhir adalah penetapan Hari Kebaya Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(PRI)
Sentimen: positif (80%)