Sentimen
Positif (99%)
3 Agu 2024 : 04.07

Pendiri Bangsa Melahirkan Pancasila sebagai Perekat

3 Agu 2024 : 11.07 Views 3

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Pendiri Bangsa Melahirkan Pancasila sebagai Perekat

Jakarta: Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina memberikan kuliah umum kepada 100 peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Tahun 2024 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas). Dalam kuliah umum tersebut, Rima menyampaikan pentingnya mengetahui ideologi-ideologi di dunia, di antaranya, liberalisme, komunisme, sosialisme, nasionalisme, fasisme, kapitalisme dan Pancasila.  Rima menyampaikan para pendiri bangsa melihat Indonesia dengan keberagaman suku, agama, ras, dan etnisnya telah melahirkan Pancasila sebagai ideologi yang teruji karena lahir dari kesepakatan bersama antarkelompok yang beragam. “Keberhasilan dari para pendiri bangsa adalah menemukan perekat yaitu nilai-nilai luhur bersama yang diterima dalam keberagaman Bangsa Indonesia dari sisi suku, agama ras, dan kepentingan bersama,” kata Rima membawakan materi bertajuk 'Ideologi Global dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara'. Rima juga menyampaikan visi negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Rima membedah pandangan-pandangan atau ideologi lain dan pengaruhnya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menilik Pidato Sukarno 1 Juni 1945 pada sidang BPUPK. Kepada para Peserta PPRA LXVII, Rima menyampaikan dasar didirikannya Indonesia merdeka sebagai Philosofische grondslag atau fundamen filsafat serta arti kemerdekaan, yaitu jembatan emas.  “Di seberang jembatan emas itu kita akan membangun Indonesia Raya, itulah mengapa visi Indonesia tidak sampai pada kata merdeka, tapi merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” tegas Rima. Lebih Lanjut, Rima menjabarkan Pidato Sukarno 1 Juni 1945 menjadi berberapa hal, di antaranya tentang prinsip dasar didirikannya indonesia merdeka, prinsip kebangsaan, internasionalisme-peri kemanusiaan, mufakat-perwakilan & permusyawaratan prinsip kesejahteraan sosial dan ketuhanan. Kemudian, Rima juga menjelaskan tetang tugas BPIP sebagimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan program kaderisasi calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila, salah satunya yaitu melalui Program Paskibraka sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2022 Tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Kemudian, Wakil Kepala BPIP menutup materinya dengan mengajak para Peserta PPRA LXVII Tahun 2024 Lemhannas RI untuk begotong royong mewujudkan visi indonesia Raya. “Ayo kita bergotong royong mewujudkan Indonesia Raya, coba kita lihat dan maknai Lagu Indonesia Raya 3 stanza, di situ ada kata, Marilah kita berseru, Indonesia Bersatu, Marilah kita berdoa, Indonesia Bahagia, Marilah kita berjanji, Indonesia Abadi,” tutupnya.

Jakarta: Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina memberikan kuliah umum kepada 100 peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Tahun 2024 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas).
 
Dalam kuliah umum tersebut, Rima menyampaikan pentingnya mengetahui ideologi-ideologi di dunia, di antaranya, liberalisme, komunisme, sosialisme, nasionalisme, fasisme, kapitalisme dan Pancasila. 
 
Rima menyampaikan para pendiri bangsa melihat Indonesia dengan keberagaman suku, agama, ras, dan etnisnya telah melahirkan Pancasila sebagai ideologi yang teruji karena lahir dari kesepakatan bersama antarkelompok yang beragam.
“Keberhasilan dari para pendiri bangsa adalah menemukan perekat yaitu nilai-nilai luhur bersama yang diterima dalam keberagaman Bangsa Indonesia dari sisi suku, agama ras, dan kepentingan bersama,” kata Rima membawakan materi bertajuk 'Ideologi Global dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara'.
 
Rima juga menyampaikan visi negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
 
Rima membedah pandangan-pandangan atau ideologi lain dan pengaruhnya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menilik Pidato Sukarno 1 Juni 1945 pada sidang BPUPK. Kepada para Peserta PPRA LXVII, Rima menyampaikan dasar didirikannya Indonesia merdeka sebagai Philosofische grondslag atau fundamen filsafat serta arti kemerdekaan, yaitu jembatan emas. 
 
“Di seberang jembatan emas itu kita akan membangun Indonesia Raya, itulah mengapa visi Indonesia tidak sampai pada kata merdeka, tapi merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” tegas Rima.
 
Lebih Lanjut, Rima menjabarkan Pidato Sukarno 1 Juni 1945 menjadi berberapa hal, di antaranya tentang prinsip dasar didirikannya indonesia merdeka, prinsip kebangsaan, internasionalisme-peri kemanusiaan, mufakat-perwakilan & permusyawaratan prinsip kesejahteraan sosial dan ketuhanan.
 
Kemudian, Rima juga menjelaskan tetang tugas BPIP sebagimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan program kaderisasi calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila, salah satunya yaitu melalui Program Paskibraka sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2022 Tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Kemudian, Wakil Kepala BPIP menutup materinya dengan mengajak para Peserta PPRA LXVII Tahun 2024 Lemhannas RI untuk begotong royong mewujudkan visi indonesia Raya.
 
“Ayo kita bergotong royong mewujudkan Indonesia Raya, coba kita lihat dan maknai Lagu Indonesia Raya 3 stanza, di situ ada kata, Marilah kita berseru, Indonesia Bersatu, Marilah kita berdoa, Indonesia Bahagia, Marilah kita berjanji, Indonesia Abadi,” tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ALB)

Sentimen: positif (99.9%)