Sentimen
Positif (97%)
30 Jul 2024 : 20.41
Informasi Tambahan

Event: Ibadah Haji

Kab/Kota: Kramat

Partai Terkait

Pansus PBNU Panggil Mantan Sekjen PKB Lukman Edy Rabu Besok

30 Jul 2024 : 20.41 Views 9

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pansus PBNU Panggil Mantan Sekjen PKB Lukman Edy Rabu Besok

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Khusus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk merebut kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan memanggil eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB, Muhammad Lukman Edy Rabu (31/7/2024) besok.

Surat pemanggilan tersebut diterbitkan PBNU hari ini, Selasa (30/7/2024) dengan nomor surat 2077/PB.03/B.I.03.08/99/07/2024.

Surat yang beredar di kalangan wartawan ini dibenarkan oleh Ketua LTN PBNU Ishaq Zubaedi Raqib saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.

"Iya, surat itu benar adanya," ucap Ishaq.

Dalam surat itu tertulis, pemanggilan Lukman Edy sebagai tindak lanjut keputusan PBNU untuk membentuk Pansus mengembalikan kembali PKB ke kuasa PBNU.

Baca juga: PKB Merasa Tak Punya Masalah dengan Gus Yahya, Minta PBNU Pecat yang Bikin Kisruh

"Dengan ini kami mengundang kehadiran Bapak untuk memberi keterangan mengenai asalah hubungan Nahdlatul Ulama dan Partai Kebangkitan Bangsa," ujar Ketua Pansus Amin Said Husni.

Pemanggilan Lukman Edy akan dilakukan di Ruang Rapat Lantai 5 Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, konflik antara PKB dan PBNU kembali meruncing setelah DPR-RI sepakat membentuk Panitia Khusus Hak Angket untuk pelaksanaan ibadah haji 2024.

Pansus Hak Angket Haji ini disahkan oleh Ketua Umum PKB yang juga Wakil Ketua DPR-RI Muhaimin Iskandar.

Pansus ini dinilai bernuansa kepentingan pribadi dan menyerang para tokoh PBNU, khususnya adik dari Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, yakni Yaqut Cholil Qoumas yang sedang menjabat Menteri Agama.

Baca juga: PKB: PBNU Era Gus Yahya Selalu Mengganggu, Ketika Kami Berprestasi pada 2024 Malah Tak Diakui

PBNU kemudian tak tinggal diam dan membentuk panitia khusus perebutan kembali PKB dari tangan Muhaimin Iskandar karena dinilai jauh dari nilai-nilai dasar pendirian partai tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (97.7%)