Sentimen
Positif (99%)
30 Jul 2024 : 17.35
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Kab/Kota: Tegal, Purwakarta

Tokoh Terkait

Batasi Sleep Call dan Bermain Gawai Malam Hari untuk Dapatkan Kualitas Tidur yang Baik

31 Jul 2024 : 00.35 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Batasi Sleep Call dan Bermain Gawai Malam Hari untuk Dapatkan Kualitas Tidur yang Baik

PIKIRAN RAKYAT - Sleep call menjadi salah satu trend di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dengan seseorang. Istilah sleep call menggambarkan kegiatan panggilan video atau panggilan suara melalui gawai yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda tempat, sesaat menjelang hingga keduanya tertidur. Namun aktivitas itu memberikan efek negatif terkait dengan kualitas tidur.

“Efek yang paling tampak jelas adalah bahaya paparan cahaya dari layar smartphone. Paparan cahaya ultra violet (UV) dari gawai tidak bisa dihindari karena biasanya pelaku sleep call akan meletakkan gawai di sekitar area kepala dan mata,” ujar Hening Pujasari, S.Kp., M.Biomed., MANP, Ph.D., salah seorang peneliti dan pemerhati masalah tidur dari Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia dalam keterangan tertulis Humas UI belum lama ini.

Paparan sinar UV bisa mengganggu produksi melatonin dalam tubuh. Hormon tersebut bisa menimbulkan rasa kantuk.

Suara atau bunyi telepon selama sleep call bisa mendistraksi tidur. Padahal seseorang bisa mendapatkan manfaat tidur dengan baik harus memerhatikan durasi dan kedalaman selama prosesnya, dan tidak terputus-putus.

Baca Juga: Jeratan Pinjol Ilegal, Data Pribadi Dirampok, Utang Menggunung

Kebiasaan lain yang tidak sehat banyak dilakukan remaja yakni bermain gawai hingga larut malam karena keasyikan bermain games, menonton drama online, atau scrolling media sosial.

“Untuk mendapatkan tidur yang memulihkan, 1-2 jam sebelum tidur perlu sudah berhenti bermain gawai. Jadi, jika akan tidur pukul 22.00 dianjurkan maksimal pukul 21.00 sudah tidak memakai gawai. Jika bisa 2 jam sebelumnya, akan lebih bermanfaat lagi,” ujar Hening yang juga merupakan pengajar di FIK UI.

Edukasi kesehatan tentang tidur ini, disampaikan Hening pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kampung Ilmu, Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta. Edukasi tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar FIK yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi UI, pada Rabu 17 Juni 2024.

Selain edukasi kesehatan tentang tidur, Tim dari FIK UI juga melakukan edukasi kesehatan secara umum, seperti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kebersihan dan kesehatan kulit, Hipertensi, Diabetes Melitus, Osteoatritis, dan Osteoporosis. Tidak hanya itu, masyarakat juga diajak untuk latihan Senam Kaki Diabetes dan dilakukan Pemeriksaan kesehatan bebas biaya. Masyarakat yang hadir terdiri dari semua kelompok usia, mulai dari anak usia Sekolah Dasar, hingga lansia.

Tim pengabdi terdiri dari Dr. Tuti Afriani, S.Kp, M.Kep., Dr. Dewi Gayatri, S.Kp, M.Kes., Dr. Tuti Nuraini, S.Kp, M.Biomed, Ns. Shanti Farida Rachmi, S.Kep, Sp.Kep.M.B., Ns. La Ode Abd Rahman, S.Kep, M.B.A, Ns. Rona Cahyantari Merduaty, S.Kep, M.AdvN, dan Ns. Andi Amalia Wildani, S.Kep, M.Kep., dan lima mahasiswa program sarjana FIK UI, yaitu Astadewi Hanasta Ganendra, Syifa Annisa, Muhammad Shidqii, Frevicilla Yovindria Simanjuntak, Dwy Sepriyanto, dan Risya Fitri Salsabila. Kegiatan ini juga didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI, mitra Kampung Ilmu, sekolah, serta pemerintah daerah setempat.***

Sentimen: positif (99.9%)