PIKIRAN RAKYAT - Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan pengakuan pemilik akun X @onaa_usn yang mengatakan bahwa mi Lemonilo yang baru saja dimasaknya dipenuhi dengan belatung-belatung kecil.

Dalam cuitannya itu, ia turut mengunggah foto mi Lemonilo tersebut. 

“Ini beneran gue masih heran kenapa abis dimasak ada belatungnya ya?? Ini foto real no fake yaaaa!!! Gue dikasih mi yang mau expired kah? @lemonilo,” katanya.

Namun, cuitan dan unggahan tersebut kini sudah tidak tersedia alias dihapus. Meski begitu, cuitan netizen tersebut soal tanggal kedaluarsa produk yang dibelinya masih tersedia. 

“Tgl exp  15 Agustus 2024. Keadaan mi: kering. Kondisi kemasan: tidak ada lubang. Berbau: iya, setelah dimasak baru kecium,” ujarnya. 

Ia pun mengaku tak sempat memvideokan mi Lemonilo yang dipenuhi dengan belatung tersebut.  

“Ada video belatung gerak-gerak: Ga divideoin karena udah mual ama lemes duluan (aslinya ga gerak-gerak guys itu belatungnya, udah mati duluan kayanya),” ucapnya. 

Akun resmi X Lemonilo sempat merespons keluhan netizen tersebut dengan meminta maaf dan memberikan penjelasan singkat. 

“Hi Kak, sekali lagi kami mohon maaf atas kejadian kurang menyenangkan yang dialami. Kami juga sudah menelusuri ke pihak pabrik dan tim produksi terkait permasalah ini,”tuturnya. 

“Jika Lemonizen menemukan serangga atau benda asing dalam kemasan, sangat disayangkan karena kemungkinan penyebab utamanya adalah kebocoran pada kemasan atau kondisi penyimpanan produk,” katanya. 

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima oleh Pikiran-Rakyat.com, Lemonilo pun memastikan bahwa pihaknya selalu memprioritaskan kualitas dan higienitas. 

“Kami sangat menyayangkan atas salah satu narasi terhadap produk mi instan Lemonilo yang beredar di media sosial. Keluhan telah kami investigasi secara internal dan dipastikan bahwa seluruh produk pada batch produksi yang tertera pada kemasan dalam keadaan baik dan aman untuk dikonsumsi,” ucap Head Marketing of Communication Lemonilo, Nasrullah Anas.

“Adapun keluhan pelanggan tersebut terjadi diluar dari fasilitas produksi kami dengan kemungkinan terbesar kemasan rusak/bocor tidak kasat mata serta faktor lain seperti tempat penyimpanan yang kurang memadai,” tuturnya melanjutkan.***