United Nations Children’s Fund (UNICEF) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa menyarankan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperkuat sistem keamanan daring untuk menghadapi ancaman dunia siber bagi anak.

Tubagus Arie Rukmantara Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa dan Bali menuturkan, jumlah anak yang menggunakan internet di Jatim termasuk yang tertinggi.

“Jadi harus ada penguatan sistem keamanan daring, seperti cyber bully maupun judi online yang kini juga banyak diakses oleh anak-anak,” jelasnya.

Tantangannya, anak-anak masa depan harus bisa berdaya dan tangguh menghadapi beragam ancaman lingkungan.

Sistem keamanan daring, lanjutnya, bisa mengetahui identitas anak-anak.

“Safety online menjadi kebutuhan penting bagi anak-anak saat ini. Pasalnya, memudahkan anak-anak diketahui identitas datanya,” imbuhnya.

Orang tua juga harus mendukung dengan mengedukasi anak sebelum memberikan teknologi.

“Sebelum memberikan informasi apa pun tentang teknologi kepada anak, maka orang dewasa dan pemerintah wajib memberitahukan asal-muasal teknologi tersebut. Sehingga jelas manfaatnya,” tuturnya.

Selanjutnya, pemerintah harus menggandeng orang tua untuk merumuskan peraturan perlindungan pada anak saat mengakses sosial media.

Pada perayaan Hari Anak Nasional di Jatim, UNICEF juga mengapresiasi atas inisiatif Pemprov Jatim membuat sistem informasi digital untuk mencegah perkawinan anak.

“Ini langkah yang strategis untuk bisa terus menekan angka perkawinan anak. Sekaligus menciptakan sistem perlindungan anak dan memastikan jutaan anak di Jatim aman dan terlindungi,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jatim komitmen menekan stunting dan mempertahankan kota kabupaten layak anak. (lta/iss/faz)