Joe Biden dalam kampanye rapat umum bersama para pendukungnya di Detroit, Jumat (12/7/2024), menegaskan tak akan mundur dari pencalonannya di Pilpres Amerika Serikat (AS) melawan Donald Trump.

“Saya mencalonkan diri dan kita akan menang. Saya adalah nomine (dicalonkan). Saya tidak akan pergi ke mana-mana,” kata Biden di depan para kerumunan yang menyorakinya untuk tidak mundur.

Melansir Reuters, Sabtu (13/7/2024), Biden yang kini berusia 81 tahun juga menyebut Donald Trump sebagai ancaman serius dan menyebut sang rival sebagai ditaktor.

“Inilah yang saya tahu-saya tahu bagaimana mengatakan yang sebenarnya, saya tahu yang benar dari yang salah, dan saya tahu orang Amerika menginginkan seorang presiden, bukan seorang diktator,” ujarnya.

Biden dalam kesempatan itu juga menyinggung awak pers yang hadir, karena memberikan framing buruk kepada kepemimpinan dirinya dibandingkan Trump.

“Mereka (pers) telah menghantam saya. Tebak apa, Donald Trump mendapat perlakuan istimewa,” tambahnya.

Sebelumnya, pada hari yang sama sebelum tiba di Detroit, Biden mampir ke sebuah restoran di pinggiran Michigan dan berkata kepada pengunjung bahwa ia berencana “menyelesaikan pekerjaan” dan meyakinkan mereka bahwa ia baik-baik saja.

Biden juga menguraikan rencananya dalam 100 hari pertamanya pada masa jabatan kedua jika kembali terpilih, termasuk mengkodifikasi hak aborsi, menandatangani Undang-Undang Hak Suara John Lewis, mengakhiri utang medis, menaikkan upah minimum, dan melarang peredaran senjata serbu.

Namun, perubahan besar ini dirasa akan sulit atau tidak mungkin dilakukan tanpa mayoritas suara dari Partai Demokrat di kedua majelis Kongres. Apalagi, dukungan untuk Biden melemah dengan beberapa anggota parlemen dan tokoh publik lainnya meminta agar ia mundur. Namun, Biden masih mendapat dukungan dari tokoh-tokoh kunci di partainya. (bil)