Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Idul Adha 1441 Hijriah, Salat Idul Fitri
Kasus: pembunuhan, penembakan
Tokoh Terkait
Seperti Donald Trump, Soekarno Hampir Kena Peluru Pembunuh
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id - Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi korban penembakan saat berkampanye di Pennsylvania. Beruntung, Trump luput dari maut dan peluru hanya mengenai telinganya.
Seperti Donald Trump, Soekarno juga hampir terkena peluru pembunuh pada 1962. Proklamator dan Presiden pertama Indonesia itu memang pernah beberapa kali menjadi sasaran percobaan pembunuhan.
Baca Juga
Terungkap! Pelaku Penembakan Trump Pernah Ditolak Gabung Klub Menembak di SMA
Tidak tanggung-tanggung, upaya pembunuhan itu terjadi di kompleks Istana Negara, Jakarta, tepatnya pada momen salat Idul Adha 1381 Hijriah, tanggal 14 Mei 1962.
Ketika itu, salat id berlangsung sebagaimana mestinya. Soekarno sebagai pemimpin republik berada di posisi saf paling depan.
Baca Juga
Sambil Tersenyum, Donald Trump Kisahkan Masih Sempat Cari Sepatunya Usai Ditembak
Saat rakaat kedua hampir selesai, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri dan berteriak, serta mengeluarkan senjata api. Orang tersebut mengarahkan tembakan kepada Bung Karno.
Namun, tak ada peluru yang mengenai ayah Megawati Soekarnoputri tersebut. Peluru justru mengenai Ketua DPR saat itu KH Zainul Arifin dan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) KH Idham Chalid yang menjadi imam salat. Keduanya pun terluka.
Soekarno yang lolos dari maut langsung dibawa ke tempat yang aman. Sementara para pelaku yakni Sanusi, Kamil dan Jaya Permana berhasil diringkus. Satu pelaku lain yakni H Muhammad Bachrum ditangkap karena diduga menjadi otak pembunuhan.
Belakangan diketahui, para pelaku merupakan anggota kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo.
Para pelaku akhirnya divonis hukuman mati oleh pengadilan. Namun, Soekarno memberikan pengampunan atau grasi.
Dalam pidatonya pada 1965, Soekarno mengenang dirinya hampir mati terbunuh. Bung Karno bersyukur nyawanya masih dilindungi Tuhan. "Kalau tidak, tentu saya sudah mati terbunuh. Dan mungkin, akan saudara namakan tragedi nasional," katanya.
Editor : Reza Fajri
Sentimen: negatif (98.5%)