Sentimen
Negatif (91%)
23 Okt 2004 : 17.57

Pemerintah Evaluasi CBH, Harga Tiket Pesawat Bakal Turun

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

23 Okt 2004 : 17.57
Pemerintah Evaluasi CBH, Harga Tiket Pesawat Bakal Turun

RILISID, jakarta — Kabar gembira bagi pengguna moda transportasi pesawat terbang. Ini menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, Kamis (11/7/2024). "CBH yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar, perlu diidentifikasi perincian pembentukannya. Kita juga merumuskan strategi untuk mengurangi nilai CBH, berdasarkan jenis pesawat dan layanan penerbangan," tulisnya.

Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah untuk efisiensi penerbangan dan penurunan harga tarif batas atas (TBA) tiket pesawat. Salah satunya mengevaluasi operasi biaya pesawat dengan mempertimbangkan cost per block hour(CBH).

Selain itu, Luhut mengatakan mekanisme pengenaan tarif berdasarkan sektor rute juga akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah. Apalagi, pengaturan ini berdampak pada pengenaan dua kali tarif pajak pertambahan nilai (PPN), iuran wajib jasa raharja (IWJR), dan passenger service charge (PSC) bagi penumpang yang melakukan transfer atau ganti pesawat.

Untuk itu, mekanisme perhitungan tarif perlu disesuaikan berdasarkan biaya operasional maskapai per jam terbang. Harapannya, bisa mengurangi beban biaya pada tiket penerbangan.

Pemerintah, sambung Luhut, juga akan mengkaji peluang insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk beberapa destinasi prioritas. "Seluruh langkah di atas selanjutnya akan dikomandoi langsung oleh Komite Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional. Mereka akan mengevaluasi secara detail harga tiket pesawat setiap bulannya," tegasnya.

Akhir-akhir ini masyarakat mengeluhkan harga tiket penerbangan yang cukup tinggi. Kondisi ini lantaran aktivitas penerbangan global yang telah 90% pulih dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi. Berdasarkan data IATA, pada 2024 akan ada 4,7 miliar penumpang global atau 200 juta penumpang lebih banyak daripada 2019. Dibandingkan dengan negara-negara Asean dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil. (*)

Sentimen: negatif (91.4%)