Sentimen
Negatif (79%)
2 Jul 2024 : 16.10
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Cimahi, Tiongkok

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Bea Masuk 200 Persen bagi Impor China Sulit, Zulhas Disebut Ngasal tanpa Kajian Matang

2 Jul 2024 : 23.10 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Bea Masuk 200 Persen bagi Impor China Sulit, Zulhas Disebut Ngasal tanpa Kajian Matang

PIKIRAN RAKYAT - Bea masuk 200 persen bagi barang impor Tiongkok akan sulit diwujudkan. Rencana pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan (Zulhas) disebut dilempar begitu saja tanpa kajian matang.

Penilaian disampaikan oleh Ketua Departemen Ilmu ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Rossanto Handoyo. Dia mengatakan, Tiongkok merupakan tujuan ekspor terbesar di Indonesia saat ini.

Tercatat, nilai ekspor Indonesia pada 2022 hampir mencapai 300 miliar dollar AS, kemudian 2023 mencapai 240 miliar dollar AS. Tiga puluh persen dari total nilai ekspor tersebut ke Tiongkok.

"Jika Indonesia menerapkan tarif bea masuk 200 persen terhadap barang impor mereka, mereka akan membalasnya terhadap barang ekspor kita," ucap Rossanto, dikutip dari RRI pro 3, Senin, 1 Juli 2024.

Rossanto melanjutkan, rencana ini barang pasti akan menimbulkan masalah terhadap industri dalam negeri yang memiliki ekspor ke Tiongkok. Untuk itu, rencana penerapan bea masuk 200 persen tidak bisa diputuskan dengan gegabah.

"Apalagi selama ini belum pernah ada bea masuk tiba-tiba naik sampai 200 persen dari selama ini 0-5 atau 0-10 persen. Saya rasa pak mendag baru melempar wacana dan belum ada kajian matang soal rencana itu," ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, ada kebijakan lebih baik dan lebih maju, yakni menerapkan bea masuk nol persen. Namun, katanya, diiringi dengan penerapan aturan syarat ketat terhadap barang impor dari Tiongkok.

"Misalnya saja untuk produk tekstil harus memenuhi SNI yang diperberat dengan syarat tertentu soal kualitas. Tiongkok toh ssat ini juga menerapkan syarat berat terhadap barang ekspor Indonesia ke negara tersebut," kata dia.

Tak hanya itu, Rossanto menjelaskan, target melindungi industri strategis dalam negeri harus juga dibarengi dengan penegakan hukum terhadap kemungkinan barang tak lolos syarat masuk secara ilegal.

Baca Juga: PKS Tunjuk Bagja Setiawan Sebagai Bakal Calon Kepala Daerah Bertarung di Pilkada Cimahi 2024

Kata Zulhas Soal 200 Persen Bea Masuk Impor China

Sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengenakan bea masuk hingga 200 persen untuk barang-barang impor asal Tiongkok. Hal ini untuk menyikapi banjirnya impor dari Tiongkok, seperti pakaian, tekstil, keramik, dan lainnya.​

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa barang-barang impor yang berasal dari China akan dikenai bea masuk dengan besaran 100 hingga 200 persen. Hal itu ingin diterapkan untuk menyikapi persoalan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).

Menurut Zulhas, perang dagang China dan AS menimbulkan over capacity dan over supply di China, yang kemudian membanjiri Indonesia. Sebab, pasar di negara-negara Barat enggan menerimanya.

"Maka, satu hari..dua hari ini, mudah-mudahan sudah selesai permendagnya. Jika sudah selesai maka dikenakan apa yang kita sebut sebagai bea masuk, kita pakai tarif sebagai jalan keluar untuk perlindungan atas barang-barang yang deras masuk ke sini," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 29 Juni 2024.

Zulhas pun meminta publik tak takut dengan rencana tersebut. Apalagi, permendag merupakan tindak lanjut dari regulasi-regulasi lama soal perdagangan dan perlindungan industri lokal yang belum memuaskan semua pihak.

"Saya katakan kepada teman-teman jangan takut, jangan ragu, Amerika bisa mengenakan tarif terhadap keramik terhadap pakaian sampai dengan 200 persen, kita juga bisa. Ini agar UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) industri kita bisa tumbuh dan berkembang," ujarnya. ***

Sentimen: negatif (79.9%)