Pemerintah Dinilai Kalah Sama Peretas Kelas Bulu
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Serangan ransomware terhadap pusat data nasional sementara (PDNS) 2 dinilai membuat malu pemerintah. Sebab, negara dikalahkan peretas kelas bulu. “Nah, ini kenyataannya, dicoel kelas bulu saja langsung pingsan,” kata Pakar IT Alfons Tanujaya dalam acara Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Negara Kelenger Diserang Hacker’ pada Minggu, 30 Juni 2024. Menurut Alfons, serangan ini terjadi karena pemerintah kurang memaksimalkan pertahanan data akibat memanfaatkan Windows Defender. Sistem itu dinilai sangat kurang memproteksi penyimpanan data negara. “Jadi, bayangannya gini, kalau kita kelola data senter nasional, itu 5.000 lebih server, lebih dari 5.000 server isinya data semua. Satu server bisa satu tera sampai lima tera. Itu isi data se-Indonesia di situ dan kamu yang kelola,” ujar Alfons. Dia mengibaratkan penyimpanan data sebagai pertandingan tinju. Menurutnya, pemerintah harusnya menyiapkan pertahanan yang bisa menghalau serangan atlet jago seperti Mike Tyson. “Jadi, ibaratnya kamu petinju kelas kampung, disuruh tanggung jawab mengelola 5.000 server dengan data segitu banyak kamu langsung jadi petinju kelas berat. Nah, kalau kamu petinju kelas berat, pertahanannya harus ditonjok Mike Tyson enggak pingsan,” ujar Alfons. Alfons juga merasa dikhianati pemerintah karena pertahanan yang ringkih ini. Sebab, sejak awal kejadian, dia berupaya menenangkan publik karena meyakini datanya akan pulih dan tidak akan berbahaya. Namun, harapan dia pupus setelah pemerintah bilang kalau tidak memiliki data cadangan di DPR. Negara dinilai melakukan kesalahan yang sangat fatal dalam pengelolaan data masyarakat. “berusaha tenangkan publik, tenang saja, suruh mereka kasih mereka waktu kerja, terus pas ketemu Komisi I langsung saya merasa dikhianati, kenapa? BSSN bilang itu enggak di-back-up,” tutur Alfons.
Jakarta: Serangan ransomware terhadap pusat data nasional sementara (PDNS) 2 dinilai membuat malu pemerintah. Sebab, negara dikalahkan peretas kelas bulu.“Nah, ini kenyataannya, dicoel kelas bulu saja langsung pingsan,” kata Pakar IT Alfons Tanujaya dalam acara Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Negara Kelenger Diserang Hacker’ pada Minggu, 30 Juni 2024.
Menurut Alfons, serangan ini terjadi karena pemerintah kurang memaksimalkan pertahanan data akibat memanfaatkan Windows Defender. Sistem itu dinilai sangat kurang memproteksi penyimpanan data negara.
“Jadi, bayangannya gini, kalau kita kelola data senter nasional, itu 5.000 lebih server, lebih dari 5.000 server isinya data semua. Satu server bisa satu tera sampai lima tera. Itu isi data se-Indonesia di situ dan kamu yang kelola,” ujar Alfons.
Dia mengibaratkan penyimpanan data sebagai pertandingan tinju. Menurutnya, pemerintah harusnya menyiapkan pertahanan yang bisa menghalau serangan atlet jago seperti Mike Tyson.
“Jadi, ibaratnya kamu petinju kelas kampung, disuruh tanggung jawab mengelola 5.000 server dengan data segitu banyak kamu langsung jadi petinju kelas berat. Nah, kalau kamu petinju kelas berat, pertahanannya harus ditonjok Mike Tyson enggak pingsan,” ujar Alfons.
Alfons juga merasa dikhianati pemerintah karena pertahanan yang ringkih ini. Sebab, sejak awal kejadian, dia berupaya menenangkan publik karena meyakini datanya akan pulih dan tidak akan berbahaya.
Namun, harapan dia pupus setelah pemerintah bilang kalau tidak memiliki data cadangan di DPR. Negara dinilai melakukan kesalahan yang sangat fatal dalam pengelolaan data masyarakat.
“berusaha tenangkan publik, tenang saja, suruh mereka kasih mereka waktu kerja, terus pas ketemu Komisi I langsung saya merasa dikhianati, kenapa? BSSN bilang itu enggak di-back-up,” tutur Alfons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ADN)
Sentimen: negatif (99.5%)