Sentimen
Negatif (99%)
30 Jun 2024 : 08.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangki, Selong, Lombok

Krisis Air Akibat Kekeringan, Petani di Lombok Timur Gunakan Es Batu

30 Jun 2024 : 08.12 Views 3

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Krisis Air Akibat Kekeringan, Petani di Lombok Timur Gunakan Es Batu

SELONG - Di tengah krisis air akibat kekeringan, petani tembakau di Desa Pena Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, harus berjuang keras agar tetap bisa menanam tembakau.

Para petani terpaksa menggunakan es batu untuk mulai bercocok tanam. Mereka memikul balok es ke tengah sawah dan memecahnya menjadi bagian kecil. Lalu es batu yang sudah dipecah dimasukkan ke lubang tanam bibit tembakau.

Salah seorang petani tembakau di Dusun Sagik Mateng Desa Pena Noviana mengaku terpaksa menggunakan es batu untuk menanam tembakau karna krisis air akibat kekeringan yang melanda wilayahnya. Ia terpaksa membeli ratusan balok es untuk membasahi tanaman tanaman tembakau di lahan 27 are miliknya.

"Saya sudah beli 200 balok, harganya 15 ribu untuk 27 are. 15 kali 200 berapa sudah itu," ucapnya, Minggu (30/6/2024).

Meski sempat gagal, tanaman tembakaunya tak tumbuh dengan baik, Noviana pantang menyerah. Ia mencoba lagi menanam menggunakan es batu, lalu di teteskan air baru mulai tumbuh dan kini usia tanamannya sudah satu bulan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Petani lainnya, Hamdi mengaku hal serupa. Ia terpaksa membeli ratusan es batu langsung dari pabriknya di Jerowaru untuk untuk menanam tembakau karena kekurangan air. "Untuk 30 are itu, saya sudah keluarkan atau beli es balok itu 200 balok", tuturnya.

"Itu pun kalau tanahnya sudah mencair, kalau tidak ya kita beli es balok lagi," sambung Hamdi.

Ia mengakui, bercocok tanam dengan menggunakan es batu tidak mudah karna airnya sedikit, tapi terpaksa dilakukan karna memang di tempatnya kekurangan air akibat kekeringan. "Jarak dua hari, kita siram lagi pakai air biar bisa hidup", ujarnya.

Tak hanya menggunakan es batu, petani di desa ini terpaksa membeli air untuk mengairi sawahnya. Itu bagi petani yang memiliki cukup uang. Satu tangki air muatan 5 ribu liter dibeli seharga 170 sampai 200 ribu, tergantung jauh dekatnya lokasi.

"Kalau nanam 1 hektar itu, kita butuh 30 tangki," tutur Zaidun, Petani di Desa Pena.

"Itu belum untuk air saat mupuk (pemukukan), satu kali mupuk butuh satu tangki lagi," imbuhnya.

Zaidun mengaku krisis air akibat kekeringan terjadi sejak tiga bulan lalu. Bahkan tanaman padi petani sebelumnya sebagian besar gagal panen karna memang tidak ada air padahal tanaman padi butuh air banyak.

"Moga ke depan air lancar, dan moga ada perhatian dari pemerintah untuk petani seperti kami ini," pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Sentimen: negatif (99.9%)