Pegiat media sosial Alifurrahman menilai Wali Kota Medan Bobby Nasution hanya akan menjadi pajangan di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sumatera Utara (Sumut) 2024 jika Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep gagal maju di DKI Jakarta.

Karena melihat hal tersebut, Bobby Nasution tidak akan didukung penuh untuk memenangkan Pilkada Sumut, yang menjadi dimulainya perlawanan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terhadap keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Keapesan Ridwan Kamil Jika Kalah di Pilkada DKI Jakarta

"Jadi kalau sampai Kaesang gagal maju maka Bobby di Sumut itu hanya sebagai pajangan saja gitu, ya pokoknya asal maju tapi tidak didukung secara penuh atau tidak didukung secara sempurna, atau tidak benar-benar didukung," ucapnya, dikutip dari YouTube SEWORD TV, Senin (24/6).

"Sehingga ini akan menjadi satu awal permulaan cerita perlawanan Prabowo dan Airlangga kepada keluarga Jokowi bahwa apa yang disepakati sebelumnya mungkin katakanlah atau apa yang diharapkan sebelumnya itu tidak bisa kemudian dijalankan oleh mereka," imbuhnya.

Sementara sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan isi pertemuannya bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ketua umum partai politik (parpol) yang sebagian besar mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 pada akhir Mei di Kompleks Istana Kepresidenan.

Zulhas menyebut tidak ada pembahasan mengenai reshuffle kabinet, tapi tentang pemilihan kepala daerah (Pilkada). "Enggak ada bicara reshuffle. Enggak ada. Ya juga bicara soal Pilkada," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6), dikutip dari Kumparan.

Ia mengatakan dalam pertemuan tersebut dirinya mengusulkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024, dan disetujui semua yang hadir. "Ya saya mengusulkan Ridwan Kamil di Jakarta, semua setuju," ungkap dia.

Kemudian dirinya juga menanyakan kepada Jokowi mengenai Kaesang Pangarep maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 terkait isu berduet dengan Ridwan Kamil. "Ya saya kira, Pak. Saya lapor waktu itu kan Pak Presiden kalau Kaesang boleh enggak? Pak Presiden bilang jangan, ya. Tapi kan partai-partai perlu," jelas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.