Sentimen
Negatif (66%)
23 Jun 2024 : 02.06
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Toyota

BUMN: Garuda Indonesia

Event: Idul Adha 1441 Hijriah

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Gunung, Cengkareng, Sukabumi, Srengseng

Kasus: Uang palsu

Ada Mobil Dinas TNI di TKP Pembuatan Uang Palsu Jakbar, Prajurit Ikut Terlibat?

23 Jun 2024 : 09.06 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Ada Mobil Dinas TNI di TKP Pembuatan Uang Palsu Jakbar, Prajurit Ikut Terlibat?

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya, Kolonel Inf Deki Rayusyah Putra membenarkan keberadaan mobil dinas TNI di lokasi pembuatan uang palsu yang berhasil dibongkar aparat. Dia pun menjelaskan perihal adanya mobil berplat dinas TNI yang berada di lokasi pengungkapan percetakan uang palsu di wilayah Srengseng, Jakarta Barat, tersebut.

Dia tak menampik keberadaan mobil Toyota Hilux 75345-03 di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Menurutnya, kendaraan itu terdaftar di Paldam (Peralatan Kodam) Jaya atas nama pensiunan TNI Kolonel Chb (Purn) R Djarot.

"Bapak R Djarot sudah pensiun tahun 2021," ucap Deki Rayusyah Putra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat 21 Juni 2024.

Dia menuturkan, mobil berpelat dinas TNI tersebut terdaftar tahun 2020 dan sudah kedaluwarsa lantaran mengikuti masa dinas Djarot yang sudah purna tugas sejak 2021.

"Berarti nomor tersebut sudah tidak sah digunakan dan mobil tersebut juga dia hanya meminjam nomor polisi untuk kegiatan dinas seharusnya," ujar Deki Rayusyah Putra.

Mobil Dipinjam Tersangka

Sementara itu, berkaitan dengan pengungkapan kasus uang palsu, mobil berplat dinas TNI itu dipinjam oleh keluarga Djarot berinisial FF yang menjadi tersangka bersama dengan 3 tersangka lain berinisial M, YS, dan MDCF.

"Beliau berada di wilayah Jawa Barat dan mobil tersebut berada di TKP dipinjam oleh keluarganya, salah satu tersangka diparkirkan di garasi di samping tempat TKP," kata Deki Rayusyah Putra.

Sebanyak empat orang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya dalam kasus pembuatan uang rupiah palsu. Pengungkapan kasus tersebut bermula adanya informasi mengenai peredaran uang palsu di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Setelah ditindaklanjuti, Polisi berhasil mengamankan tersangka berinisial M di wilayah Cengkareng. Tak sampai disitu, polisi kemudian menggerebek sebuah tempat di wilayah Srengseng, Jakarta Barat.

Rp22 Miliar Diproduksi Sejak April 2024

Polisi menyebutkan bahwa uang palsu Rp22 miliar yang disita polisi baru-baru ini diproduksi sejak awal April hingga Juni 2024 oleh keempat tersangka berinisial M, FF, YS, dan MDCF.

"Awal April 2024, M membeli mesin peralatan untuk memproduksi uang palsu yang disimpan di gudang daerah Gunung Putri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra.

Dia menjelaskan, M alias Mul berperan sebagai koordinator untuk memproduksi uang palsu pesanan dari P yang kini masih dalam kejaran petugas (daftar pencarian orang/DPO). Kemudian, M mulai mencari operator seperti I (DPO) untuk memproduksi uang palsu pada Mei 2024.

Setelah sewa gudang di Gunung Putri habis, selanjutnya pindah ke Villa Sukaraja Sukabumi. Kepindahan itu dibantu YS dan FF untuk melanjutkan memproduksi uang palsu yang diminta P (DPO) sebanyak 22 miliar atau setara Rp100 ribu dengan jumlah 220.000 lembar.

"Setelah diproduksi dibawa ke Jakarta dibantu MDCF yang akan dijual ke P setelah Idul Adha sebesar Rp5,5 miliar," ucap Wira Satya Triputra.

Kini, pihak Kepolisian menerbitkan tiga orang DPO yakni A yang berperan sebagai pembeli mesin dan peralatan untuk cetak uang palsu, I sebagai operator mesin cetak dan pemotongan uang palsu dan P sebagai pemesan uang palsu.

Polisi juga mengimbau kepada masyarakat jika melakukan transaksi keuangan dengan menerapkan metode dilihat, diraba dan diterawang (3D) terhadap uang.***

Waspada, Cek Selalu Keaslian Uang

Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat untuk tetap mengecek kemungkinan adanya uang palsu melalui metode dilihat, diraba dan diterawang (3D) demi keamanan dan kenyamanan bersama selama transaksi.

"Kami mengimbau masyarakat untuk memastikan keaslian mata uang rupiah, salah satunya menggunakan metode 3D yakni dilihat, diraba, diterawang," kata Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Agus Susanto Pratomo.

Teknik pertama yaitu dilihat, warna uang yang asli terlihat terang serta jelas dan terdapat benang pengaman yang ditanam pada kertas dengan suatu garis melintang atau beranyam dan berubah warna.

Kedua, diraba, pada setiap uang terdapat angka, huruf, burung garuda dan gambar utama bila diraba akan terasa kasar atau dikenal sebagai cetak "intaglio". Ketiga, diterawang, pada setiap uang terdapat tanda air berupa gambar pahlawan dan terlihat jelas bila diterawangkan ke arah cahaya atau biasa dikenal tanda air.

Dari terawangan itu terdapat huruf atau logo BI saling mengisi yang beradu tepat di muka dan belakang atau dikenal dengan "rectoverso". Untuk menerapkan metode itu bisa memakai alat bantu sederhana yaitu dengan sinar matahari (UV) maupun kaca pembesar.

BI juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga dan merawat uang rupiah yang merupakan simbol negara, sekaligus mempertahankan keaslian uang rupiah. Pihaknya juga senantiasa berkomitmen mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah dengan unsur pengamanan yang tidak dapat ditiru.

Bank Indonesia melalui sistem informasi sebagai pusat data, hasil penelitian dan pelaporan temuan uang palsu (counterfeit analysis center/CAC) menyatakan siap membantu penyelidikan oleh polisi.

"Kami siap mendukung penyelidikan Polri dalam bentuk memberikan klarifikasi atas uang yang diragukan keasliannya dan menyediakan tenaga ahli terkait nanti ciri keaslian uang rupiah," tutur Agus Susanto Pratomo.***

 

Sentimen: negatif (66.7%)