Sentimen
Positif (97%)
21 Jun 2024 : 08.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow, Hanoi

Tokoh Terkait
Jens Stoltenberg

Jens Stoltenberg

Olaf Scholz

Olaf Scholz

Putin Buka-bukaan Rencana Utama Pasukan Rusia di Ukraina

21 Jun 2024 : 08.50 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Putin Buka-bukaan Rencana Utama Pasukan Rusia di Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan tidak akan menarik pasukannya dari Ukraina dan akan terus melanjutkan kampanye militernya.

Menurutnya, tuntutan Ukraina agar Rusia menarik pasukannya hanya dirancang untuk melanggengkan konflik, karena itulah satu-satunya cara pemerintah Kyiv saat ini dapat tetap berkuasa.

Putin berbicara pada konferensi pers di Hanoi setelah pertemuannya dengan para pemimpin Vietnam pada Kamis (19/6/2024).

-

-

"Jika negosiasi dikaitkan dengan penarikan pasukan kami, yang merupakan impian rezim Kiev, maka hal ini tidak akan pernah terjadi," kata Putin, dilansir Russia Today.

"Karena rezim Kyiv tidak ingin melepaskan kekuasaan, tidak ingin menyelenggarakan pemilu secara normal sesuai dengan konstitusi Ukraina, mereka akan selamanya menunda perundingan gencatan senjata," tambah presiden Rusia tersebut.

"Ini berarti Kyiv berkepentingan agar pasukan kami tetap berada di sana, karena mereka tidak ingin mengadakan pemilu."

Mengenai upaya untuk "memukul kembali" pasukan Rusia dari Kharkiv, Putin mengatakan bahwa perintah Kyiv untuk meraih kemenangan di medan perang "dengan cara apapun" berarti Ukrainalah yang akan menderita. Kharkiv, katanya, adalah operasi taktis, yang coba digambarkan oleh Ukraina sebagai operasi strategis.

Ketika ditanya mengenai penolakan negara-negara Barat terhadap syarat-syarat perdamaian yang ia tawarkan kepada Ukraina pekan lalu, Putin menjawab bahwa hal tersebut memang benar adanya.

"Awalnya saya mengira akan mendapat reaksi seperti itu," katanya."Apa yang terjadi nanti, waktu yang akan menjawabnya. Itu semua tergantung pada bagaimana situasi berkembang di lapangan."

Menurutnya, Rusia selalu bersedia untuk bernegosiasi, sementara Ukraina dan negara-negara pendukungnya di Barat menyabotase proses Minsk dan perundingan di Istanbul. Putin juga menekankan bahwa ketentuan yang ia uraikan tidak akan berlaku selamanya.

Putin mengatakan Ukraina harus mengakui kedaulatan Rusia atas seluruh wilayah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta Wilayah Kherson dan Zaphoriozia, "sebagaimana ditentukan oleh perbatasan administratif mereka pada saat mereka bergabung dengan Ukraina [pada bulan Agustus 1991]".

"Kyiv harus menarik militernya dari empat wilayah tersebut dan memberi tahu Moskow secara tertulis bahwa mereka tidak lagi berencana bergabung dengan NATO, sebelum perundingan gencatan senjata dapat dimulai, kata Putin.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam proposal tersebut sebagai "ultimatum", dan menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik adalah berdasarkan "formula perdamaian" miliknya, yang berarti penyerahan diri Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa tawaran Putin tidak "dibuat dengan itikad baik," dan akan merugikan Kyiv "lebih banyak lahan," sedangkan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebutnya sebagai "perampasan tanah klasik" dan upaya untuk memengaruhi konferensi perdamaian di Swiss.


[-]

-

Zelensky Mendadak Pecat Komandan Tertinggi Militer Ukraina, Ada Apa?
(luc/luc)

Sentimen: positif (97.7%)