Sentimen
Negatif (80%)
20 Jun 2024 : 14.51
Informasi Tambahan

Kasus: kebakaran

BMKG Gencarkan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla

20 Jun 2024 : 21.51 Views 2

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

BMKG Gencarkan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- BMKG menggelar operasi modifikasi cuaca secara serentak di lima provinsi untuk mengatasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa operasi modifikasi cuaca berlaku aktif mulai pada 14 Juni - 15 Juli 2024 mulai di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Adapun jadwal pelaksanaan operasi Riau (dilaksanakan pada 14 Juni-3 Juli 2024), dan Jambi (20 Juni-1 Juli 2024).

Selanjutnya untuk Sumatera Selatan (3 Juli-12 Juli 2024), Kalimantan Barat (25 Juni-5 Juli 2024), dan Kalimantan Tengah ( 5 Juli-15 Juli 2024).

Ia menyebutkan, pembasahan lahan gambut dan lahan mineral menjadi fokus utama dalam operasi modifikasi cuaca tersebut sebagai upaya antisipasi/ mitigasi potensi bencana kebakaran menjelang musim kemarau.

Berdasarkan laporan analisa tim meteorologi BMKG sebelumnya telah memprakirakan musim kemarau akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia dasarian II Juni - September 2024.

"Termasuk provinsi yang menjadi target rawan terjadi karhutla. Jangan sampai lahan gambut di sana kering dan terbakar oleh karenanya OMC bertujuan untuk mengurangi risiko dampak yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat itu," ujarnya, dikutip dari ANTARA.

Secara teknis Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan, hingga hari ini OMC di Riau sudah melakukan lima sorti penyemaian dengan total jam terbang 11 jam 35 menit menggunakan bahan semai zat NaCI (garam) sebanyak empat ton.

Menurut dia, OMC tersebut penting sehingga lahan-lahan gambut yang mulai kering bisa menjadi basah sebelum wilayah-wilayah tersebut memasuki puncak musim kemarau yang akan lebih kering.

Terlebih berdasarkan sistem pantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara kumulatif dalam dua hari terakhir sudah mulai terdeteksi titik panas sebanyak 2-3 titik per hari.

"Demikian seterusnya, operasi ini diharapkan bisa menekan potensi lonjakan hotspot dan potensi luasan area gambut yang terbakar jangan sampai berdampak pada masyarakat dan lingkungan," ujarnya. (*)

Sentimen: negatif (80%)