Noval Assegaf Geram Logo NU Diolok-olok Karena Konsesi Tambang: Masih Banyak Ulama yang Lurus
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Noval Assegaf, kembali memberikan komentarnya terkait olok-olokan yang diterima NU belakangan ini.
Olok-olokan ini mencuat seiring dengan wacana bahwa NU akan menerima konsesi tambang dari pemerintah.
Noval Assegaf menilai bahwa olok-olokan tersebut tidak lepas dari tindakan para petinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Menurut Noval, petinggi PBNU telah merusak marwah NU dengan keputusan-keputusan yang kontroversial.
Namun, ia juga menekankan bahwa olok-olokan ini tidak seharusnya dikaitkan dengan logo atau lambang NU.
"Ulah petinggi PBNU yang merusak marwah NU hendaknya tidak dikaitkan dengan logo NU," ujar Noval dalam keterangannya di aplikasi X @NovalAssegaf (19/6/2204).
Noval bilang, NU masih memiliki banyak ulama yang lurus namun tidak mempunyai kekuasaan di PBNU.
"Karena masih banyak ulama NU yang lurus tapi tidak mempunyai kekuasaan di PBNU," sebutnya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk mendoakan agar PBNU dipimpin oleh ulama yang lurus dan sejalan dengan pendiri NU, Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari.
"Kita doakan PBNU dipimpin oleh ulama NU yang lurus dan sejalan dengan pendiri NU Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari," tandasnya.
Noval menegaskan bahwa tindakan para petinggi PBNU tidak mencerminkan keseluruhan organisasi, yang masih memiliki banyak anggota dan ulama yang tetap berpegang pada prinsip-prinsip asli NU.
Sebelumnya, rencana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menerima izin usaha tambang dari pemerintah telah memicu kontroversi di kalangan netizen.
Kritik tajam muncul dengan hadirnya logo modifikasi yang menggambarkan PBNU sebagai "Ulama Nambang".
Logo tersebut menggantikan bola dunia pada logo asli NU dengan gambar ekskavator dan mengubah tulisan Nahdlatul Ulama menjadi gambar rupiah dan dolar, serta membalikkan inisial NU menjadi UN.
Perubahan ini mencerminkan kekhawatiran beberapa warga tentang keterlibatan organisasi keagamaan dalam bisnis pertambangan.
Banyak yang mempertanyakan apakah langkah ini sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh NU dan dampaknya terhadap kepercayaan umat.
Kritik dan kontroversi ini menunjukkan bahwa masyarakat berharap PBNU tetap fokus pada misi keagamaannya dan tidak terlibat dalam bisnis yang dapat mengaburkan peran spiritualnya.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: positif (61.5%)