Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kasus: pengangguran
Tokoh Terkait
Judi Online Dipicu Frustasi Masyarakat Terkait Kondisi Ekonomi, Jansen Sitindaon Setuju Pandangan Rocky Gerung
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti bahwa pertumbuhan judi online dipicu oleh frustrasi masyarakat akibat stagnasi ekonomi.
Menurutnya, pemerintah perlu mencari solusi alternatif selain mengandalkan APBN. Rocky juga mengkritisi optimisme pemerintah tentang bonus demografi di Indonesia.
"Presiden Jokowi mengatakan anak-anak muda akan menjadi bonus demografi, namun fakta menunjukkan ada 60 juta pemuda pengangguran di usia produktif," sindir Rocky Gerung.
Terkait pandangan Rocky Gerung yang menyarankan melegalkan Judi Online untuk biayai IKN, praktisi hukum yang juga politisi, Jansen Stindaon, mengaku sepakat dengan pemikiran tersebut.
Melalui akun pribadinya di X, @jansen_jsp, Jansen menuliskan sejumlah catatan terkait wacana tersebut:
1) Iya. Sebagaimana bbrp waktu lalu juga aku twit, sudahlah.. tidak mungkin Indonesia ini akan bebas dari judi. Apalagi negara kita juga masih korup. Mental masyarakat juga suka taruhan. Jangan2 kita semua inipun sebenarnya pernah main judi. Minimal judi bola. Atau kartu.
Malu mengakui saja.
2) Krn “zero gambling” ini sebuah harapan palsu dan sia-sia yg tidak mungkin bisa dicapai, lebih baik diatur saja dan bisa jadi pemasukan baru utk negara. Ketimbang uangnya lari ke pejabat atau penegak hukum kita yg korup yg memberi perlindungan.
Ratusan Triliuan perputaran uang judi ini tiap tahun. Kalau dilegalkan dan diatur jangan2 malah jadi turun. Termasuk minat orang utk mainpun turun. Krn kalau sudah “terang”, apalagi utk syarat boleh main harus melengkapi ini-itu, mencantumkan identitas resmi dll, biasanya orang malah jadi malas.
3) Apalagi pasca adanya judi online, setiap hari korban baru berjatuhan. Orang miskin lagi. Krn depo 10 ribupun katanya bisa. Inilah akibat tidak diatur, termasuk anak-anakpun bisa main.
Termasuk uang itu jadi lari ke luar. Krn negara tetangga kita tidak hipokrit dan mabuk agama seperti kita. Judi mereka izinkan bahkan menarik pendapatan resmi dari situ, namun mereka mengaturnya dgn syarat2 yg keras termasuk lokasinya.
4) Jadi mari kita mengakui, bahwa sejak kita merdeka, Negara termasuk anjuran agama telah kalah melawan judi. Dimana-mana tetap orang main judi, di bumi yg katanya anti judi ini.
Jadi lebih baik skrg kita atur agar kerusakan tidak tambah parah. Dan korban tambah banyak.
5) Beda hal kalau Indonesia sbg Negara terbesar dan paling banyak penduduknya di Asia Tenggara, misalnya, mampu “memaksa” ASEAN utk membuat aturan seluruh negara di Asia Tenggara melarang judi. Itu mungkin masih ada harapan. Sehingga tidak tiap minggu orang Indonesia dgn modal tiket 500 rb pergi ke Malaysia atau Singapura utk main judi. Termasuk server2 judi online ini dibuka dan dikendalikan dari negara mereka.
Faktanya kan kita tidak bisa.
6) Jadi mari skrg kita semua berpikir realistis dan tidak hipokrit melihat permasalahan ini. Kita semua ini juga manusia beragama. Tak usah diragukan itu.
Namun memang ada orang seperti kita ini yg tidak suka judi — bukan karena ajaran agama, namun tidak suka judi saja karena buang2 waktu dll — tapi banyak juga saudara-saudara kita yg suka judi. Mau dilarang agama dan negara pun mereka akan tetap cari jalan utk bisa berjudi. Termasuk pergi ke negara tetangga. Apalagi skrg pasca ada online, cukup depo dari rumah saja mereka sudah bisa main.
Sialnya karena hal ini belum bisa diatur negara, orang miskinpun bisa ikut main juga. Padahal utk kelas judi kampung saja, penghasilan dan keadaan hidup mereka belum pantas utk ikut taruhan. Apalagi di online yg bisa menyedot uang tanpa batas. Habislah semua. Rusaklah keluarga. Dan orang miskin bertambah.
"NB: Ini pendapat pribadiku ya, bukan organisasi yg aku ikuti. Mari kita diskusikan.," tulis Jansen.
Menjawab pertanyaan netizen, Jansen juga membeberkan bahwa di Malaysia yang menjadikan Islam sebagai agama negara malah melegalkan judi online dengan aturan yang ketat.
"Bahkan negara tetangga kita Malaysia menyatakan di Konstitusinya: Islam adlh agama resmi negara, agama resmi Malaysia. Namun mereka punya kasino, melegalisasi judi, mengaturnya dan negara mengambil pendapatan dari judi," tulis Jansen di kolom komentar cuitannya. (bs-sam/fajar)
Sentimen: negatif (99.6%)