Rupiah Melemah Dipicu Perang Dagang Tiongkok vs Amerika
Rmol.id Jenis Media: Nasional
Pakar ekonomi Ibrahim Assuaibi berpendapat, kurs Rupiah terus melemah akibat sentimen negatif perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat.
"Selain perang dagang yang kembali bergulir antara Amerika dan Tiongkok, juga Uni Eropa dan Tiongkok," katanya, kepada wartawan, Minggu (16/6).
Ibrahim mengatakan, Uni Eropa memberi bea impor untuk otomotif mobil listrik dan aki listrik yang begitu besar, dan pasti akan ada perlawanan dari Tiongkok.
"Tiongkok dipastikan akan memberlakukan bea impor juga terhadap produk-produk yang datang dari Uni Eropa dan Amerika," ucapnya.
Perang dagang yang terjadi saat ini, tambah Ibrahim, semakin memanaskan situasi, hingga Rupiah terseok, di samping Bank Sentral Amerika hanya menurunkan bunga satu kali, yang kemungkinan terjadi di Desember, bersamaan Pilpres di Amerika yang memanas.
Di sisi lain, sambungnya, konflik geopolitik di Timur Tengah yang kemungkinan sedikit mereda, atau akan ada gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Namun, perang di Timur Tengah tidak berdampak besar terhadap kenaikan mata uang Dolar."Dolar menguat bukan disebabkan konflik Timur Tengah dan Amerika, tapi kondisi di Tiongkok, pelaku ekonomi terbesar nomor dua di dunia," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Sentimen: positif (48.5%)