Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Neraka Iklim Jelang Akhir Masa Jabatan Jokowi, Begini Penjelasannya
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memiliki kekhawatiran soal ancaman yang menimpa Indonesia. Salah satunya terkait peningkatan suhu yang ia istilahkan sebagai 'neraka iklim'.
Isu perubahan iklim kian sering terdengar dan menjadi perhatian dunia. Jokowi pun memberikan peringatan bahaya pemanasan global saat berbicara di Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Negara, Jumat (14/6) kemarin.
"Kita harus waspada tantangan ke depan tidak mudah. Saya kira bapak ibu semua sudah mendengar warning dari Sekjen PBB, bahwa dunia menuju pada neraka iklim," kata Jokowi dalam sambutannya.
Jokowi mengatakan suhu dunia akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan. Satu tahun terakhir ini Indonesia juga merasakan adanya kondisi panas seperti El Nino. Bahkan periode terpanas di India bahkan mencapai 50 derajat Celcius, Myanmar 45,8 derajat Celcius yang sangat panas sekali.
Merespons hal ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai jika potensi suhu meningkat hingga 50 derajat Celcius maka tanaman diperkirakan sulit untuk tumbuh.
"Kan climate change gak cuma di Indonesia, perubahan iklim di seluruh dunia, sekarang kan potensi bumi memanas ke 50 derajat seperti di India, ini kan artinya tanaman ngga bisa tumbuh juga dalam kondisi begitu," kata Arief.
Ia menjelaskan masalah kekeringan dan kekurangan air saat ini pemerintah tengah mendorong program pompanisasi di banyak sungai. Supaya sawah masih bisa melakukan produksi dan stok pangan dapat terjaga.
Namun menurutnya terkait program produksi pangan lebih detail bisa ditanyakan kepada Kementerian Pertanian (Kementan). Pihaknya hanya menjaga neraca agar stok pangan dan cadangan beras pemerintah tetap ada.
"Misalnya beras dijaga di atas 1 juta ton itu harus," kata Arief.
Titah JokowiUntuk mengantisipasi ancaman akibat kekeringan, Presiden pun memerintahkan pompanisasi, pembangunan waduk dan bendungan, serta saluran irigasi dipercepat dan menjangkau daerah-daerah pusat produksi pangan, seperti sentra padi/ beras di seluruh Indonesia.
"Saya sudah perintahkan secepatnya memasang, membangun pompa-pompa, mungkin 20.000an pompa akan kita pasang di daerah-daerah yang memiliki produksi beras. Ini yang nanti menjaga inflasi kita tidak naik," ujar Jokowi.
Apalagi, diperkirakan pada tahun 2050 mendatang para petani akan mengalami kekurangan air akibat kekeringan panjang. Akibatnya, dunia akan mengalami kelaparan berat karena sebagian sentranya mengalami gagal panen.
"Ini yang harus direncanakan dan diantisipasi mulai dari sekarang karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air. Nggak ada air," katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, pompanisasi harus berjalan secara cepat mengingat target pemerintah ke depan adalah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Sebab hanya dengan cara itu, Indonesia mampu meningkatkan indeks pertanamannya menjadi 3 kali dari yang tadinya satu kali.
"Tentu kita optimis bisa meningkatkan indeks pertanaman melalui pompanisasi dan juga mekanisasi. Apalagi presiden sudah menambah alokasi pupuk hingga 100 persen," kata Amran dalam keterangan resminya.
[-]
-
Jokowi Full Senyum di IIMS, Respons Prabowo-Gibran Unggul Quick Count(fab/fab)
Sentimen: negatif (80%)