Presiden Ingatkan Neraka Iklim Akibat Panas Ekstrem Bisa Mengganggu Stok Pangan
SuaraSurabaya.net Jenis Media: News
Joko Widodo Presiden mengungkapkan, sekarang dunia menuju neraka iklim akibat suhu panas yang mencapai titik tertinggi.
Selain menjadi ancaman buat tubuh manusia, suhu panas ekstrem berpotensi mengganggu produksi pangan.
Neraka iklim itu diprediksi menyebabkan 50 jutaan petani kekurangan air untuk tanamannya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah mulai melakukan pompanisasi lebih dari 20 ribu ke setiap daerah, terutama sawah yang bisa memproduksi beras.
Pernyataan tersebut disampaikan RI 1, pagi hari ini, Jumat (14/6/2024), dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award, di Istana Negara, Jakarta.
“Hati-hati. Satu tahun terakhir ini kita rasakan betul adanya gelombang panas, periode terpanas. Di India bahkan sampai 50 derajat, di Myanmar 45,8 derajat, panas sekali. Ini yang harus direncanakan, diantisipasi sejak sekarang. Karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air,” ujar Jokowi.
Sebelumnya, Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan, dunia mengalami suhu panas yang luar biasa karena perubahan iklim.
Berdasarkan data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), ada kemungkinan 80 persen planet bumi akan menembus 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit) dalam pemanasan di atas masa pra-industri.
Menurut sistem pemantauan Copernicus Uni Eropa, suhu global rata-rata 1,63 derajat Celcius (2,9 derajat Fahrenheit) lebih tinggi dari rata-rata pra-industri terhitung mulai Juni 2023 sampai Mei 2024.
Maka dari itu, Sekjen PBB mengajak seluruh masyarakat dunia bersatu dalam upaya mencegah terjadinya neraka iklim.(rid/ipg)
Sentimen: negatif (98.8%)