Sentimen
Negatif (80%)
5 Jun 2024 : 16.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Kasus: Kemacetan

Tokoh Terkait

Jokowi Harap Kereta Tanpa Rel Dibangun di Kota-Kota Besar Indonesia, Berapa Anggarannya? 

5 Jun 2024 : 16.55 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Jokowi Harap Kereta Tanpa Rel Dibangun di Kota-Kota Besar Indonesia, Berapa Anggarannya? 

PIKIRAN RAKYAT - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kereta tanpa rel atau Autonomous Rapid Transit (ART) merupakan alternatif baru transportasi publik yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas kota-kota besar di Indonesia. 

Ia pun mengajak pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan pusat, membangun kereta tersebut. Hal itu disampaikannya saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi)  2024 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada hari ini, Selasa, 4 Juni 2024. 

"Sekarang ada barang baru yang namanya ART, Autonomous Rapid Transit. Tidak pakai rel, tapi pakai magnet, bisa tiga gerbong, dua gerbong, atau satu gerbong," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Selasa, 4 Juni 2024.

Transportasi publik, kata Jokowi, harus benar-benar disiapkan sebagai upaya untuk mengatasi persoalan macet.

"Kita melihat sekarang ini sudah banyak kota-kota di negara kita itu mulai macet," ujarnya. 

Berapa Biaya yang Dibutuhkan?

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyinggung soal biaya yang dibutuhkan untuk membangun kereta tanpa rel tersebut. Namun, ia tak mengungkapkannya secara spesifik.

Orang nomor satu di Indonesia itu hanya menjelaskan bahwa pembangunan ART jauh lebih murah dibanding engan biaya pembangunan transportasi publik lainnya. Salah satunya adalah Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, yang tahap awal pembangunannya membutuhkan Rp1,1 triliun per km, dan kini mencapai Rp2,3 triliun per km.

Tak hanya MRT, pembangunan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta juga lebih mahal dari ART, yakni Rp600 miliar per km dari kantong pemerintah pusat. Selain itu, biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan subway juga cukup mahal.

Berdasarkan itu semua, LRT masih lebih murah dibanding MRT, dan kereta cepat.

"Apalagi kereta cepat, itu juga justru lebih murah dari yang subway, kereta cepat itu Rp780 miliar per km," ucapnya.

Biaya Hasil Patungan

Dalam kesempatan yang sama, orang nomor satu di Indonesia itu menantang pemerintah daerah mengenai siapa yang berani membangun transpotrasi-transportasi publik dengan biaya mahal tersebut.

"Tolong tunjuk jari, kota mana yang siap membangun MRT dengan APBD-nya 1 km Rp2,3 triliun?" tuturnya.

Oleh karena itu, Jokowi menawarkan ART sebagai alternatif transportasi publik yang lebih murah untuk APBD kota. Nantinya, anggaran pembangunannya akan dibagi dua antara pemerintah daerah, dan pusat.***

"Nanti kalau ada yang APBD-nya memiliki kemampuan, tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan. bisa bagi-bagi 50:50, APBN 50 persen, misalnya," katanya.***

Sentimen: negatif (80%)