Sentimen
Positif (66%)
3 Jun 2024 : 10.58
Informasi Tambahan

Brand/Merek: KIA

Kab/Kota: Pekalongan

Ilegal Fishing Melibatkan WNI, Menteri KKP Prihatin

3 Jun 2024 : 17.58 Views 2

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Ilegal Fishing Melibatkan WNI, Menteri KKP Prihatin

FAJAR.CO.ID, TUAL— Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan bahwa beberapa pelaku penangkapan ikan ilegal atau illegal fishing yang menggunakan kapal ikan asing (KIA) Run Zeng ternyata berasal dari Indonesia. Trenggono menyampaikan hal ini di Tual, Maluku, Senin.

"Yang saya enggak sangka, sebetulnya illegal fishing ini bekerja sama dengan beberapa pelaku, dan beberapa pelaku yang ada di Indonesia, Khususnya di wilayah Pantura Jawa itu," bebernya, dikutip dari ANTARA.

Lebih lanjut, Trenggono menjelaskan bahwa beberapa anak buah kapal (ABK) di kapal Run Zeng adalah warga negara Indonesia (WNI) yang direkrut dari daerah Pekalongan, Jawa Tengah, dan Lampung. Para ABK dijanjikan gaji sebesar Rp10 juta hingga Rp15 juta per bulan, namun menurut penuturan ABK yang tertangkap, mereka belum menerima imbalannya.

"Mereka bekerja saja, Jadi mereka bekerja dijanjikan gaji 10-15 juta setiap bulan, nah itu tertarik. Jadi saya kira ini juga ada perbudakan juga," kata Trenggono.

Menteri KKP juga mengungkapkan bahwa pelaku utama penangkapan ikan ilegal sebenarnya berasal dari China, namun menggunakan bendera Rusia pada kapalnya. Selain itu, mereka bekerja sama dengan WNI untuk pengisian bahan bakar minyak (BBM) dan bongkar muat ikan di tengah laut.

"Yang saya sedih, terus terang saja ini kerja sama dengan pelaku-pelaku yang ada di Indonesia. Ini yang saya sedih," ungkapnya.

Akibat ulah penangkapan ikan ilegal ini, Trenggono menyebutkan terjadi kerugian ekosistem yang signifikan. Sebanyak 140 ton ikan ditangkap menggunakan alat tangkap yang dilarang seperti troll, yang menyebabkan kerusakan biota laut.

"Dengan troll seperti ini, habis biota kelautan kita. Tidak hanya ikannya saja, tapi seluruh biota yang ada di lautan ini," tutup Trenggono.(*)

Sentimen: positif (66.3%)