Sentimen
Positif (99%)
1 Jun 2024 : 03.22
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Tidore, Gowa

KJRI Cape Town Promosikan Pasar Rakyat dan Festival Film Indonesia 2024 di FGD Sosial-Budaya

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

1 Jun 2024 : 03.22
KJRI Cape Town Promosikan Pasar Rakyat dan Festival Film Indonesia 2024 di FGD Sosial-Budaya

CAPE TOWN, iNews.id - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town, Afrika Selatan, Kamis (30/5/2024), menggelar Focus Group Discussion (FGD) on Socio Cultural Issues di Castle of Good Hope. Tujuan kegiatan ini untuk mempererat hubungan dan kerja sama Indonesia-Cape Town, khususnya di bidang sosial-budaya. 

Selain KJRI Cape Town, FGD diikuti oleh Delegasi Badan Pengkajian MPR RI yang sedang berkunjung ke Cape Town untuk bertemu dengan mitra Cape Town serta mengevaluasi pelaksanaan pemilu pada 29 Maret 2024. 

Baca Juga

Menyusuri Kedekatan Indonesia-Cape Town melalui Cape Heritage Museum

FGD juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat di Cape Town seperti anggota parlemen Afrika Selatan, hakim, pelaku seni dan industri film, GM dan wartawan Voice of the Cape, akademisi, tokoh agama, dan kalangan pengusaha. Di sela acara, ditampilkan paduan suara Islami masyarakat Cape Town yang merupakan salah satu tradisi budaya yang sangat tua.

Mengawali FGD, Konsul Jenderal RI untuk Cape Town Tudiono menyoroti kedekatan sejarah dan budaya Indonesia dan Afrika Selatan. Pada 1694, pejuang dan ulama besar Nusantara asal Gowa Syekh Yusuf Al Makassari diasingkan ke Cape Town dan menyiarkan agama Islam di Afrika Selatan. Atas jasanya, beliau dianugrahi the Order of the Companions of OR Tambo in Gold oleh Presiden Afrika Selatan Oliver Reginald Thambo pada 2005.

Baca Juga

Pilih Jadi WNI atau WNA? Anak Berkewarganegaraan Ganda Cari Solusinya di KJRI Cape Town

Kemudian pada 1780, Tuan Guru dari Tidore dipenjara di Robben Island (penjara Nelson Mandela semasa apartheid). Setelah bebas, beliau mendirikan madrasah pertama yang kemudian dibangun menjadi masjid dan dinamakan Masjid Auwal, banguna tempat ibadah umat Islam pertama pertama di Afrika Selatan. Masjid ini berada di area Bo Kaap serta masih berdiri kokoh dan digunakan hingga kini.

Dua nama tersebut adalah bagian dari warga Indonesia yang datang di Afrika Selatan dan menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas Cape Malay, yang saat ini populasinya melampaui 300.000 jiwa.

Baca Juga

Konjen RI Cape Town Perkuat Kerja Sama Bisnis dan Pendidikan dengan Provinsi Free State Afsel

Senada dengan hal tersebut, Ighsaan Higgins seorang presenter senior Voice of the Cape yang juga owner dan kurator Cape Heritage Museum, menggarisbawahi bahwa leluhur orang Afrika Selatan banyak berasal dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Lebih lanjut ditekankan peran penting Islam yang dibawa pejuang dan ulama  Indonesia dalam melawan kolonialisme. Dia memandang pentingnya dikembangkan kerja sama kedua negara di bidang seni, budaya, musik, dan film. 

FGD juga dimanfaatkan untuk bertukar pandang dan berbagi pengalaman terkait best practices penyelenggaraan pemilu, mengingat kedua negara tahun ini baru saja menyelenggarakan pesta demokrasi. Pemilu di Indonesia berlangsung 14 Februari, sementara Afrika Selatan 29 Mei. 

Sementara itu Supriyanto dari MPR RI menyampaikan, berdasarkan pengamatan langsung, pemilu di Afrika Selatan terorganisasi dengan baik. 

FGD juga bertukar pandangan mengenai dinamika National Assembly dan Council of Province Afrika Selatan, keterkaitan, dan tugas serta kewenangan.

Diskusi sosial budaya sengaja diselenggarakan di Castle of Good Hope, situs yang dibangun antara 1666-1679 yang juga bangunan kolonial tertua di Cape Town. Castle of Good Hope banyak merekam jejak sejarah perjuangan bangsa Afrika Selatan melawan kolonialisme dan keterkaitan sejarah sosial-budaya dengan Indonesia. 

Pada kesempatan itu, Konsul Tudiono juga menyampaikan KJRI Cape Town pada 9 November 2024 akan menyelenggarakan Pasar Rakyat (Indonesian Folk Market/IFM) yang dirangkai dengan Festival Film Indonesia pada 10 dan 11 Novmber. 

IFM menggambarkan karakter khas masyarakat Indonesia, yaitu keramahtamahan, persahabatan, serta ketulusan. IFM pertama kali diselenggarakan di Cape Town pada 2023 menampilkan seni, budaya, kuliner, dan beragam produk Indonesia. Event tersebut berhasil mengundang animo 4.695 masyarakat Cape Town dan sekitarnya.

Atas permintaan Pemerintah Kota Mossel Bay (400 km dari Cape Town) yang memperhatikan keberhasilan event tersebut, diselenggarakan IFM kedua di Mossel Bay yang juga menjadi salah satu segmen peringatan 30 tahun hubungan diplomatik RI–Afrika Selatan.

Dari komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, sejauh ini sejumlah perusahaan terutama UMKM dan produser film Indonesia telah mengonfirmasi keikutsertaannya. Kemendikbud Ristek RI, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Bali Promotion Board, turut mendukung penyelenggaraan acara tersebut.

Selain beragam kuliner dan produk Indonesia, IFM ketiga akan dimeriahkan penampilan Tim Kesenian Betawi. Mereka juga akan berkolaborasi dengan group tari EOAN Group yang pimpinan dan instrukturnya adalah alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia.

Festival Film Indonesia akan menayangkan film-film Indonesia seperti “Battle of Surabaya” diikuti dengan pertemuan para pelaku industri film kedua negara, guna berbagi pengalaman dan menjajaki kerja sama. Di samping itu juga akan ditampilkan film pendek pemenang festival film yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta pada Agustus 2024.

Editor : Anton Suhartono

Sentimen: positif (99.9%)