Sentimen
Negatif (98%)
29 Mei 2024 : 01.35
Informasi Tambahan

Grup Musik: iKON

Kab/Kota: Jati, Denpasar

Kasus: Narkoba

Maraknya Perilaku Kriminal Wisatawan Mancanegara di Bali Jadi Sorotan

29 Mei 2024 : 08.35 Views 3

abadikini.com abadikini.com Jenis Media: News

Maraknya Perilaku Kriminal Wisatawan Mancanegara di Bali Jadi Sorotan

Abadikini.com, DENPASAR – Maraknya perilaku tidak terpuji dan aktivitas kriminal yang dilakukan wisatawan mancanegara (wisman) di Bali menjadi sorotan di media sosial dan platform berita. Yang terbaru adalah terungkapnya sindikat produsen narkoba yang melibatkan wisman yang menyalahgunakan visa kunjungan wisata.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyoroti masalah sosial di sektor pariwisata yang dapat menjelma menjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang serius. Ia dengan tegas mengimbau pihak terkait untuk mengupayakan mitigasi dan proteksi destinasi wisata secara maksimal.

“Ini harus menjadi perhatian semua stakeholder pariwisata. Salah satunya adalah kasus wisatawan yang menjadi bandar narkotika di Bali, yang menjadi ironi industri pariwisata. Kasus ini muncul di Bali, salah satu ikon pariwisata dunia. Dampak negatif yang ditimbulkannya tentu sangat besar. Pariwisata itu sangat sensitif, ada gangguan sedikit saja bisa langsung berimbas ke mana-mana,” kata LaNyalla setibanya di Denpasar, Bali, Selasa (28/5/2024), untuk menghadiri FGD tentang Kebudayaan.

Sebagai informasi, FGD tersebut akan dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Mei 2024, di kantor perwakilan DPD RI Provinsi Bali dengan tema, “Kebudayaan Sebagai Jati Diri Bangsa: Tantangan Global, Ketahanan Budaya dan Pancasila”.

Mantan Ketua KADIN Jatim itu melanjutkan, dampak dari perilaku negatif yang menjurus ke tindak kriminal oleh para wisatawan mancanegara di Bali dapat memunculkan perasaan tidak aman pada destinasi wisata.

“Dampak jangka panjangnya adalah penurunan indeks kenyamanan dan keamanan destinasi, yang akibatnya dapat menurunkan angka kunjungan wisatawan. Hal buruk lainnya adalah rusaknya citra dan reputasi destinasi wisata Bali,” cetus LaNyalla.

Impact negatif berikutnya, tambah LaNyalla, adalah masalah ekonomi. Jika jumlah wisatawan dari kalangan menengah atas menurun, maka aktivitas ekonomi juga akan terdampak. Daya beli turun akibat transaksi dalam jumlah besar juga berkurang. Pada akhirnya, yang dirugikan adalah Bali dan Indonesia.

Senator asal Jawa Timur itu menyarankan agar penguatan keamanan dan pengawasan ditingkatkan. Langkah ini bisa dijalankan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas personel keamanan di destinasi, serta adanya call center pariwisata.

“Penggunaan CCTV secara masif saya rasa mutlak diperlukan. Upaya preventif lainnya adalah pelatihan dan kolaborasi semua stakeholder pariwisata,” sambungnya.

LaNyalla juga meminta pihak terkait untuk mengedepankan pendidikan dan menumbuhkan kesadaran. Ia setuju bahwa Indonesia harus mengejar target peningkatan jumlah wisman, tetapi di satu sisi juga perlu mengatur mereka dengan baik, seperti yang dilakukan beberapa negara lain.

Diketahui, banyak unggahan di media sosial maupun platform media mainstream terkait dengan kelakuan buruk wisatawan mancanegara. Sejumlah netizen menyebut Bali sedang dijajah dan dilecehkan oleh wisman, mulai dari kelakuan ugal-ugalan di jalan, penampilan tak sopan, aksi mesum di tempat terbuka, hingga mengotori tempat ibadah penduduk Bali.

Sentimen: negatif (98.4%)