Sentimen
Positif (99%)
25 Mei 2024 : 04.51
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Michigan

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Masyarakat Diimbau Terapkan Prokes Cegah Penularan Penyakit

Koran-Jakarta.com Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional

25 Mei 2024 : 04.51
Masyarakat Diimbau Terapkan Prokes Cegah Penularan Penyakit

JAKARTA - Masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti cuci tangan, menggunakan masker bila sakit termasuk di kerumunan atau saat berada di transportasi publik untuk mencegah penularan penyakit, seperti Covid-19. Hal ini diperlukan karena beberapa negara mencatatkan peningkatan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir ini.

"Salah satunya Singapura yang mendeteksi Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 dalam 2/3 kasus aktif. Hal ini diiringi peningkatan kasus Covid-19 sebanyak 25.900 kasus pada periode 5-11 Mei 2014," kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, di Jakarta, Jumat (24/5).

Selain Covid-19, Amerika Serikat (AS) dan Australia melaporkan temuan baru kasus flu burung pada manusia. Otoritas kesehatan AS pada hari Rabu (22/5), mengumumkan temuan tersebut baru kurang dari dua bulan setelah kasus pertama pada manusia ketika wabah ini menyebar luas di kalangan sapi perah.

Menurut pihak berwenang kedua orang yang terinfeksi virus yang disebut H5N1, pertama di Texas dan yang kedua di Michigan, adalah pekerja peternakan sapi perah yang hanya menderita gejala ringan dan telah pulih.

Dikutip dari Barron, meskipun ada infeksi kedua, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, penilaian risikonya terhadap masyarakat umum masih rendah, namun mereka memperkirakan akan ada lebih banyak kasus lagi.

Baca Juga :

Dokter Spesialis Ini Sebut Penyakit Autoimin Meningkat Pascapandemi Covid-19

Peningkatan Kasus

Lebih jauh Syahril mengingatkan status endemi bukan berarti Covid-19 telah hilang, melainkan berada dalam situasi yang terkendali. Menurutnya, masih ada kemungkinan munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus atau kematian.

"Rumah sakit-rumah sakit di Indonesia sudah siap jika memang ada potensi peningkatan kasus. Ini terus kami pantau melalui laporan Bed Occupation Rate (BOR) ruang isolasi dan/atau ICU, baik itu secara harian/ mingguan," ucap Syahril.

Terkait antisipasi kasus, Syahril menegaskan belum ada urgensi pembatasan perjalanan. Hal tersebut diambil berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Singapura.

Dia menyatakan situasi penyebaran Covid-19 masih terkendali. Meski demikian, pihaknya selalu melakukan skrining untuk pelaku perjalanan, termasuk dengan menerapkan kegiatan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di pintu masuk Indonesia.

"Situasi transmisi Covid-19 masih terkendali. Jadi, sekarang ini belum memerlukan pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat meskipun ada lonjakan kasus," katanya.

Lebih jauh, Syahril mengatakan Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 belum terdeteksi di Indonesia. Adapun kasus Covid-19 di Indonesia didominasi subvarian JN.1.

"Sampai Mei 2024, kasus Covid-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan," ujar Syahril.

Dia menambahkan, secara global, subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara dengan persentase 54,3 persen. Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) varian Covid-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara Asean pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.

Syahril menyebut varian KP yang terdeteksi di Asean tidak hanya bersirkulasi di Singapura, melainkan ada juga di Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Meski demikian, tidak ada indikasi varian KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian Covid-19 lain.


Redaktur : Marcellus Widiarto

Penulis : Muhamad Ma'rup

Sentimen: positif (99.8%)