Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Tokoh Terkait
Usulan Bamsoet Gelar Rekonsiliasi Nasional Dikritik, Pengamat: Situasi Sudah Normal, Jangan Dibesar-besarkan
Akurat.co Jenis Media: News
Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menilai, rekonsiliasi nasional tidak perlu digelar secara resmi agar berjalan secara natural. Lagipula, situasi sudah kembali normal pasca Mahkamah Konstitusi menolak gugatan dari kedua kubu lawan Prabowo-Gibran.
"Artinya tak ada yang perlu direkonsiliasi, semua sudah kembali normal. Apalagi di tingkat masyarakat tidak ada residu besar pasca Pilpres 2024. Ini menunjukkan rekonsiliasi tidak perlu dibesar-besarkan, sudah kembali normal," kata Efriza kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).
Terlebih, partai-partai yang menjadi pesaing di pilpres seperti Nasdem, PKB, PKS, PPP, bahkan PDIP sudah saling berkomunikasi dan melakukan penjajakan untuk membantu pemerintahan Prabowo Subianto ke depan.
"Artinya, politisi partai-partai dari dua kubu lain sudah kembali kepada kepentingan negara, bangsa, dan nasional. Andai ada yang oposisi bukan artinya ada konflik, perlu rekonsiliasi, itu hanya keputusan partai secara otonom saja memilih berada di pemerintahan atau di luar pemerintahan sebagai oposisi," tuturnya.
Menurut Efriza, ini menunjukkan penjajakan komunikasi sudah berjalan dengan baik dan natural pasca berlangsungnya pilpres.
"Jika diformalkan dalam acara, pemerintahan ke depan malah terkesan memaksa agar semua bisa ada di pemerintahan atas nama tema rekonsiliasi. Jika tak hadir, dianggap tak mau bersama di pemerintahan," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menyebut akan membuat acara rekonsiliasi nasional antara kubu 01, 02, dan 03. Acara tersebut, dirinya gagas bersama mantan politisi PDIP Maruarar Sirait.
"Kami bersama Mas Ara juga sedang menyiapkan sebuah gagasan rekonsiliasi nasional. Bagaimana kita memertemukan dalam suatu forum diskusi yang hangat, bicara tentang bangsa dan negara antara 01, 02, dan 03 dalam waktu dekat ini," kata Bamsoet di acara 'Tribute to Bang Akbar Tandjung' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024).
Menurut Bamsoet, acara tersebut bisa menjadi wadah bagi pemerintah ke depan untuk mempererat persatuan agar lebih mudah dalam menghadapi tantangan.
"Tantangan ke depan bangsa ini sangat berat, sehingga perlu kekompakan, kegotongroyongan dan saling memahami, saling mendukung satu sama lain antara Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan presiden hari ini, Jokowi dengan presiden-presiden sebelumnya menjadi satu membangun bangsa dan negara ke depan," pungkasnya.
Sentimen: negatif (91.4%)