Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
Ebrahim Raisi
Ayatollah Ali Khamenei
Profil dan Rekam Jejak Ebrahim Raeisi, Presiden Iran yang Tewas karena Kecelakaan Helikopter
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Baru-baru ini, masyarakat dunia dikejutkan dengan kabar Presiden Iran Ebrahim Raeisi telah meninggal dunia karena kecelakaan helikopter.
Selama menjabat sebagai Presiden Iran, masa kepemimpinan Ebrahim Raeisi menjadi sejarah penting karena penuh dengan kontroversi.
Sejak dikabarkan tewas karena kecelakaan helikopter, kini profil Presiden Iran Ebrahim Raeisi menjadi sorotan dunia.
Mengutip berbagai sumber, Senin (20/5/2024), berikut ini profil Presiden Iran Ebrahim Raeisi yang tewas karena kecelakaan helikopter.
Baca Juga: Profil Soraya Rasyid, Presenter Terkenal yang Diduga Jadi Selingkuhan Andrew Andika
Ebrahim Raeisi memulai kariernya sebagai Presiden Iran dimulai pada waktu setelah revolusi Islam tahun 1979 silam.
Sosok Ebrahim Raeisi juga dikenal dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, sosok yang mengambil alih kekuasaan pada pemilu tahun 2021 diikuti dengan aksi protes dan ketegangan selama beberapa tahun.
Ebrahim Raeisi juga sering berbicara dengan keras, saat Iran yang dikenal sebagai negara Muslim Syiah terbesar, berada dalam ketegangan dengan konflik Amerika Serikat dan Israel,
Kedua negara tersebut, sudah dianggap sebagai musuh besarnya, karena Iran berada di pihak Palestina.
Baca Juga: Kronologi Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negerinya
Dia mengambil alih posisi Hassan Rouhani, pemimpin sebelumnya yang pencapaian terbesarnya adalah perjanjian nuklir dengan negara-negara besar pada tahun 2015 dan membuat Iran mendapat keringanan sanksi internasional.
Ketika Iran melaksanakan pemilihan umum (pemilu), ternyata lebih dari separuh pemilih tidak hadir dan sejumlah tokoh politik kelas atas dilarang mencalonkan diri, sehingga Ebrahim Raeisi mengambil alih posisi tersebut.
Sejak masa kepemimpinan Ebrahim Raeisi berlangsung, ternyata selalu muncul kontroversial, terutama karena dia bertanggung jawab atas eksekusi massal tahanan politik pada tahun 1988.
Eksekusi ini terjadi setelah gencatan senjata yang dicapai antara Irak dan Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran pada saat itu.
Sentimen: negatif (93.4%)