Sentimen
Positif (64%)
13 Mei 2024 : 05.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Depok, Pancoran

Kasus: kecelakaan

Tokoh Terkait

Kecelakaan di Ciater, PO Trans Putera Fajar Bakal Kena Sanksi dari Polisi dan Kemenhub

13 Mei 2024 : 12.25 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Kecelakaan di Ciater, PO Trans Putera Fajar Bakal Kena Sanksi dari Polisi dan Kemenhub

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono menegaskan akan ada sanksi yang dijatuhkan untuk Perusahaan Otobus (PO) Trans Putera Fajar imbas kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu 11 Mei 2024. Menurutnya, PO yang membawa penumpang siswa-siswi SMK Lingga Kencana Depok tersebut bakal dikenai sanksi oleh pihak kepolisian dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Ya akan ada sanksi dari pihak berwajib, dalam hal ini dari kepolisian dan Kementerian Perhubungan,” kata Imam kepada wartawan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Parung Bingung, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Minggu 12 Mei 2024.

Imam menuturkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkait tindak lanjut penindakan terhadap PO Trans Putera Fajar. Sebab kata dia, PO tersebut berkantor di wilayah Bogor.

“Kebetulan bus yang membawa mereka (siswa-siswi SMK Lingga Kencana) bukan di Depok tapi Bogor. Itu kami akan komunikasi dengan Bogor,” tutur Imam.

Baca Juga: Study Tour Kerap Telan Korban Jiwa, Pemerintah Harus Keluarkan Aturan Ketat 

Di sisi lain, kata Imam, pihaknya juga akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kegiatan di luar sekolah. Menurutnya, akan ada persyaratan ketat yang harus dipenuhi apabila akan menggelar acara di luar kota.

“Ini akan ada evaluasi besar-besaran. Karena ini kasusnya SMA SMK, di bawah KCD, Provinsi Jawa Barat kami akan koordinasi dengan Jawa Barat, juga untuk SD SMP akan ada evaluasi, syarat dan ketentuan berlaku jika ingin melakukan kunjungan ke luar kota,” ujar Imam.

Lebih lanjut Imam menjelaskan pihaknya menyediakan beberapa lokasi tempat pemakaman untuk memakamkan korban, satu di antaranya yaitu di TPU Parung Bingung. Dia menyebut di TPU Parung Bingung ada 6 korban yang dimakamkan.

"Di sini (TPU Parung Bingung) ada enam orang, lalu ada di Pasir Putih, ada di Tapos, ada di Rawa Denok. Jadi ada beberapa titik karena sesuai dengan tempat mereka tinggal. Semuanya pemakaman diberikan secara gratis," kata Imam.

Enam jenazah yang dimakamkan di TPU Parung Bingung adalah:

Suprayogi (Guru) Intan Fauziah (Pelajar) Mahesya Putra (Pelajar) Intan Rahmawati (Pelajar) Dimas Aditya (Pelajar) Robiatul Adawiyah (Pelajar) Tapak Ban Bus Botak dan AC Mati

Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) Mawardhi mengaku dirinya sempat mendapatkan informasi soal kondisi bus yang ditumpangi para pelajar. Dia menyebut kondisi ban kurang laik jalan dan Air conditioner (AC) atau pendingin suhu di dalam kabin bus juga tidak berfungsi.

“Kalau dari orang tua saya nggak mendengar. Tapi kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, 'aduh saya dapat mobil yang sedikit beda', ternyata terjadi hal itu,” kata Mawardhi saat ditemui di SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, Minggu 12 Mei 2024.

“Ya katanya kelihatannya ban sudah kurang bagus, AC nya engak jalan juga,” tuturnya menambahkan.

Mawardhi menjelaskan kondisi ban kurang laik jalan adalah tapak ban yang botak. Bahkan, dia mendapatkan informasi bahwa para siswa sempat makan di dalam kegelapan karena kondisi di dalam kabin gelap akibat kurangnya pencahayaan.

“AC enggak hidup, ban sudah botak-botak. Infonya seperti itu (makan dalam kegelapan). Saya juga tidak jelas. Apakah berhenti di tempat makan atau tidak, info itu dia sampaikan kepada keluarga bahwa saat ini sedang dalam perjalanan pulang,” ungkap Mawardhi.

“Tetapi sebelum kejadian itu dia sempat makan, memang lampunya itu kurang terang, gelap, lampu di mobil. Mungkin dia itu makan di mobil. Jadi kurang bagus berarti,” katanya melanjutkan.

Lebih lanjut Mawardhi menuturkan, bus nahas tersebut sempat mogok sebelum kecelakaan di Subang. Akan tetapi, dia tidak mengetahui penyebab bus itu mogok. “Sebelum kejadian itu sempat mogok. Kemudian diperbaiki teknisinya dan jalan lagi,” tutur Mawardhi.

Baru pertama gunakan PO Trans Putera Fajar

Dikatakan Mawardhi, pemilihan bus wisata dari Perusahaan Otobus (PO) Trans Putera Fajar adalah hasil kesepakatan dari rapat yang diselenggarakan panitia. Menurutnya, SMK Lingga Kencana tidak setiap tahun menggunakan bus dari PO tersebut.

“Iya, biasanya kita panitia berusaha mendatangkan PO yang mana bus itu. Biasanya gitu, tidak kita sangka dan duga kalau ada itu terjadi karena ternyata dibandingkan yang satu ini, dua itu (bus lain) lebih baik,” tutur Mawardhi.

“Enggak (setiap Tahun pakai PO Trans Putera Fajar). Bahkan tahun kemarin enggak keluar (kota)” katanya menambahkan.***

Sentimen: positif (64%)